"Kita kekurangan insinyur untuk menggarap infrastrukÂtur. Dengan kerja sama ini. para calon insinyur nanti akan menempuh latihan di berbagai proyek pemerintah," kata MenÂteri PUPR Basuki HadimulÂjono, di kantornya, di Jakarta, kemarin.
Kerja sama kedua kementeÂrian tersebut ditandai penandaÂtanganan kesepahaman yang dilakukan Menteri Ristek Dikti, Muhammad Nasir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Ketua Persatuan Insinyur IndoÂnesia, Hermanto Dardak.
Basuki mengatakan, saat ini ada 153 ribu tenaga di bidang konstruksi sudah mengantongi sertifikat LPJK (Lembaga Pengembangan jasa Konstruksi). Mereka harus didorong agar menjadi insinyur profesional. "Kalau insinyur profesional itu seperti kedokteran. Setelah di wisuda sarjana kedokteran, harus koas (magang) di rumah sakit dulu untuk bisa dapat gelar dokÂter. Nah, ini kami menyediakan tempat kepada mereka (pemeÂgang LPJK) supaya mereka bisa berpraktik agar menjadi tenaga profesional," ujar Basuki.
Sementara itu, Menteri Nasir mengatakan, kerja sama ini sangat baik dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan di pasar internasional. MenurutÂnya, dengan adanya program ini, univesitas dari swasta dan negeri yang terakreditasi bisa mengiÂkuti para mahasiswanya.
Dia menuturkan, saat ini penÂdidikan keinsyinyuran memiliki 300 ribu mahasiswa. Namun, pertanyaannya, apakah mereka bisa menjadi tenaga profesional. Karena, untuk menjadi tenaga profesional mereka perlu wadah lagi. "Untuk itu kita melakukan kerja sama ini agar para lulusan dapat menjadi tenaga profeÂsional," ujarnya. ***
BERITA TERKAIT: