Sejak dua bulan terakhir harga minyak dunia terus turun. Saat ini, harga minyak dunia jenis
West Texas Intermediate (WTI) dibanderol sekiÂtar 37 dolar AS per barel. Ini adalah harga terendah sejak 2009.
Terus turunnya harga minyak dunia dipengaruhi mentoknya perÂtemuan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) pekan lalu. Para peserta OPEC tidak mau menurunkan produksi meski cadangan minyak dunia sedang melimpah.
Anjloknya harga minyak dunia ini harusnya diikuti dengan penurunan harga BBM jenis premium di dalam negeri. Tapi, sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah dan Pertamina akan menurunkan harga bensin yang paling banyak dipakai masyarakat itu.
Sampai hari ini, harga premium masih dibanderol Rp 7.300 per liter. Harga ini berlaku untuk di daerah di luar Jawa dan Bali, sedangkan di Jawa dan Bali harganya lebih mahal cepek. Harga ini ditetapkan sejak 28 Maret lalu saat harga minyak dunia masih 60 dolar AS per barel.
Dalam rentang Maret sampai Desember 2015, harga pertamax sudah beberapa kali mengalami peÂrubahan. Sempat menyentuh angka Rp 9.400 per liter, kini sudah turun menjadi Rp 8.650. Tapi harga preÂmium tidak juga diturunkan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang beÂralasan, yang menentukan harga preÂmium adalah pemerintah. Pertamina hanya ditugaskan untuk menyeÂdiakan dan mendistribusikan bensin dengan RON 85 itu.
"Itu semua (harga premium) yang menentukan pemerintah. Lagi pula, kan selama ini yang mengumumkan (naik turunnya premium) adalah pemerintah, bukan kami," ucapnya saat dikontak
Rakyat Merdeka, keÂmarin malam.
Bambang juga beralasan, harga minyak dunia saat ini masih fluktuatif, setiap hari bisa berubah. Sedangkan yang dijadikan dasar Pertamina adalah harga rata-rata minyak dunia selama satu bulan.
"Dalam penentuan harga BBM kami memakai perhitungan rata-rata harga indeks pasar (HIP) denÂgan acuan MOPS (
Mean of Plats Singapore) satu bulan, bukan harÂian," tandasnya.
Penjelasan ini tidak bisa diterima publik dunia maya. Para netizen jengkel. Mereka ingin pemerintah dan Pertamina segera menurunkan harga BBM jenis premium.
"Harga minyak dunia sudah lama turun di bawah 50 dolar AS per barel, eh harga jual BBM ke masyarakat malah nggak turun-turun. Nggak jelas nih pemerintah," cetus akun @ suryaabadijaya2 di Twitter.
Pemilik akun @dausyk juga terÂlihat kesal. Dia menyebut, keengÂganan pemerintah dan Pertamina menurunkan harga BBM telah merugikan perekonomian masyarakat. Tapi pemerintah dan Pertamina terus saja beralasan.
"Sekali salah alasan akan terus mencari-cari alasan. Dulu BBM naik karena harga minyak dunia naik, sekarang harga dunia sudah turun, hagra BBM nggak mau turun," cuitnya.
Pemilik akun@imronzt melihat pemerintah memang tidak punya niat menurunkan harga BBM. Dia menuding pemerintah justru sedang mengalihkan perhatian publik atas turunnya harga minyak dunia, salah satunya dengan kasus papa minta saham Freeport.
"Isu PTFI (PT Freeport Indonesia) mengalihkan isu dari turunnya harga minyak dunia, tarif dasar listrik (TDL), dan meningkatnya dolar AS terhadap rupiah. Pintar sekali skeÂnario yang dibuat," tudingnya.
Belum turunnya harga BBM juga jadi obrolan seru di Kaskus. Di salah satu forum diskusi ada sebanyak 7.723 kaskuser yang sahut-sahutan mengomentari keengganan pemerinÂtah menurunkan harga BBM.
Akun Burga contohnya, menerÂtawai kebijakan pemerintah yang dinilainya tidak punya komitmen. "Kalau naik buru-buru naikin harga. Kalau turun, (pemerintah) tutup mata tutup telinga," ucapnya.
Kaskuser adhyzone berharap anjloknya harga minyak dunia bertahan hingga beberapa bulan kemudian. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM.
"Serius nih (harga minyak dunia) 37 dolar AS per barel? Kalau stabil selama sebulan bisa turun nih BBM. Kalau nggak turun, ya kita-kita subsidi lah ke pegawai Pertamina-nya. Kapan lagi coba bisa sedekah," sindirnya.
Tapi, ada juga kaskuser yang menilai penurunan harga BBM jenis premium dan solar tidak perlu dilakukan. Akun Anemonic misalÂnya, berpendapat bahwa lebih baik harga BBM jenis premium dan solar stabil. Sehingga saat ada kenaikan minyak dunia harga BBM tidak perlu naik lagi.
"Nggak usah diturunin lagi. Biar nggak bergejolak nantinya," katanya. ***
BERITA TERKAIT: