Dalam paparannya, RJ. Lino mengatakan kerjasama JICT akan lebih menguntungkan daripada dikelola oleh negara sendiri. Sebab, memanfaatkan HPH yang memiliki
cost of money lebih murah dari Pelindo II.
"Kenapa? Perbedaan
Cost of Money Pelindo II sebesar 12,50 persen dan HPH yang lebih kecil dari 2 Persen," katanya di Ruang Rapat Pansus C, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12).
Jika dikelola sendiri, lanjut Lino, maka pemasukan dari sewa sebesar 384,26 USD dan Dividen IPC sebesar 69,17 USD serta Dividen HPH 66,45 USD. Namun tidak ada pemasukan dari Upfront Fee, yang artinya 0.00 USD. Sehingga hanya mendapatkan keuntungan sebesar 519.89 USD.
"Namun jika kita kerjasama, maka pemasukan dari sewa sebesar 384,26 USD dan Dividen IPC sebesar 69,17 USD serta Dividen HPH 0.00 USD. Namun pemasukan dari
up front fee sangat besar yaitu 215 USD. Sehingga keuntungan yang didapatkan sebesar 668.43 USD." paparnya.
Namun keuntungan dari kerjasama ini pun menurutnya masih belum termasuk keuntungan dalam 4 (empat) tahun dari 2015-2019.
Untuk diketahui, Pansus Pelindo II menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan
Oversight Committee, PT Pelindo II dan JICT. Rapat ini menghadirkan Dirut PT Pelindo II RJ. Lino, Dirut JICT Dani Rusli dan
Oversight Committee Erry Riyana.
[sam]