Perusahaan pertama adalah Port of Rotterdam Authorithy untuk menjadi konsultan untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung. Perusahaan keÂdua yang digandeng adalah Van Ord Dredging And Marine ConÂÂtractors BV.
Direktur Utama Pelindo I BamÂbang Eka Cahyana mengÂungÂÂkapkan, Port of Rotterdam puÂnya reÂkam jejak panjang daÂlam meÂngelola pelabuhan kelas duÂnia. SaÂyang, Bambang engÂgan memÂbeberkan nilai kerja sama itu.
“Kami sengaja menghadirÂkan lebih awal sistem layanan maÂnajemen pelabuhan. Supaya pembentukan anak usaha Kuala Tanjung yang bernama PT PriÂma Multi Terminal bersama PT Waskita Karya dan PT PemÂbaÂngunÂan Perumahan bisa berjaÂlan mulus,†jelas dia.
Pengerjaan konstruksi Kuala TanÂjung sendiri diperkirakan baru dimulai akhir tahun ini. Asisten Manager Humas PeÂlindo I Muhammad ErianÂsyah mengatakan, saat ini piÂhakÂnya masih menunggu seÂleÂsainya proÂses perizinan analisa damÂpak lingkungan (Amdal).
Amdal tersebut digunakan sebagai syarat pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. SamÂbil menunggu izin ke luar, anak usaha tersebut tengah menyiapÂkan pekerjaan konstruksi.
“Mudah-mudahan akhir Oktober ini izinnya keluar dan tahun ini bisa groundbreaking,†harapnya.
Sementara dengan Van Ord Dredging And Marine ContracÂtors BV, Pelindo I akan memÂbenÂtuk perusahaan patungan di bidang pengerukan alur pelaÂyaran di pelabuhan Belawan. Alur yang semula hanya meÂnamÂpung kapal sampai 10 ton bobot mati bisa menjadi 14 bobot mati.
Pelindo I bakal butuh waktu untuk merealisasikan rencana keÂdua ini. Soalnya perseÂroÂan maÂsih belum mengantongi konÂsesi pengelolaan alur di PeÂlaÂbuhan Belawan.
Nanti seÂtelah anak usaha terÂbenÂtuk, perÂseÂroan baru mulai meÂngurus perÂmohonan konsesi ke KeÂmenÂteÂrian Perhubungan (KeÂÂmenÂhub). ***