Kebijakan tersebut konsisten deÂngan upaya untuk mengarahÂkan inflasi menuju ke sasaran sekitar 4,5 persen pada 2014 dan sekitar 4,1 persen pada 2015, serta meÂnurunkan defisit transakÂsi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
Direktur Eksekutif DeparteÂmen Komunikasi BI Tirta Segara dalam rilisnya menyatakan, BI menilai stabilitas makro ekonomi maÂsih terjaga di tengah proses penyesuaian struktur perekonoÂmian ke arah yang lebih seimÂbang. Namun, ke depan masih terÂdapat sejumlah risiko dari ekÂsternal dan domestik yang perlu diwaspadai yang dapat mengÂganggu tercapainya sasaran inÂflaÂsi dan perbaikan kinerja tranÂsaksi berjalan.
“BI akan senantiasa memperÂkuat bauran kebijakan moneter dan makro prudensial serta keÂbijaÂkan untuk memperkuat strukÂtur perekonomian domestik dan pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN korpoÂrasi,†katanya.
Selain itu, BI juga akan meÂningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam peÂngenÂdalian inflasi dan defisit transaksi berjalan agar proses penyesuaian ekonomi dapat berjaÂlan baik deÂngan tetap menjaÂga momentum pertumbuhan ekoÂnomi ke depan yang lebih
sustainable.Tirta menjelaskan, perbaikan ekonomi global masih berlanjut, namun lebih rendah dari perkiÂraan sebelumnya. Hal itu terkait dengan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS meÂnyusul data realisasi produk doÂmestik bruto (PDB) AS triwuÂlan I-2014 yang lebih rendah akibat cuaca dingin ekstrim yang meÂlanda negara tersebut.
Meskipun trend melambat, pemulihan ekonomi dunia tetap berjalan dan ditopang oleh memÂbaiknya ekonomi negara-negara maju seiring masih berlanjutnya stimulus moneter. Sementara ekonomi negara berkembang cenderung melamÂbat, terutama akibat proses
rebalancing ekoÂnomi China.
Sejalan dengan itu, harga koÂmoditas masih menunjukkan trenf penurunan. Ke depan, risiko perekonomian global akan terus diwaspadai. Antara lain terkait pelambatan ekonomi China dan normalisasi kebijakan the Fed.
Tirta mengatakan, perekoÂnoÂmian domestik pada triwulan II- 2014 masih menunjukkan trend meÂlambat. Meskipun masih tumÂbuh cukup kuat, konsumsi ruÂmah tangÂga diperkirakan melambat. ***