“YLKI menerima pengaduan selaÂma beberapa tahun terakhir, kita merdeka tapi pengaduan lisÂtrik masih besar,†kata Ketua Harian YLKI Tulus Abadi.
Menurut Tulus, seharusnya perusahaan penyedia jasa keÂlistrikan yaitu PLN memberikan penggantian jika penyaluran listrik ke pelanggan mengalami gangguan.
Seperti yang dilaÂkukan di Australia, ketika listrik mati, pelanggan gratis membayar selama sebulan.
Untuk mengaÂtasi gangguan yang berasal dari sektor kelistrikÂan, menurut dia, hal tersebut jadi tugas para pemangÂku kepentingÂan yaitu pemerintah sebagai regulator, DPR dan PLN sebagai operator penyedia listrik.
“Ini PR (pekerjaan rumah) bagi kita semua khusus regulator, leÂgislatif dan operator,†tutur dia.
Selain pengaduan pelanggan listrik Indonesia yang tidak puas dengan pelayanan listrik di Indonesia, pengaduan juga terkait kenaikan tarif yang mulai berlaku 1 Juli 2014.
“Soal tarif banyak pengaduan, kurang sepakat dengan skema pemerintah dan DPR,†cetusnya.
Menurut Tulus, pihak yang paling menjadi korban kebijakan kenaikan TDL adalah golongan 1.300 Kilo Volt Ampere (KVA) yang dinilai telah mampu. PaÂdahal sebagian golongan tersebut beÂrasal dari golongan 900 KVA yang didorong untuk ditingkatkan.
Untuk itu, pemerintah harus memberikan penghargaan pada golongan tersebut karena mau pindah. “Tapi setelah pindah naikÂnya bertubi-tubi,†katanya.
Setelah TDL rumah naik per 1 Juli, kondisi byar pet di lapangan memang belum hilang. Seperti yang terjadi di sekitar Kawasan Ciputat, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Salah satu warga Pamulang, MoÂÂha, menyayangkan kejadian pemaÂdaman listrik di daerahnya. Meski tak berlangsung lama, tapi konÂdisi byar pet setrum bisa meÂrusak barang elektronik di rumah.
“TDL naik tapi listrik tetap byar pet. Barang-barang elektroÂnik di rumah bisa rusak nih. Apalagi pemadaman itu bukan cuma sekali, karena besoknya padam lagi meski cuma beberapa menit,†keluhnya.
Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto mengatakan, dengan disetujui kenaikan TDL, sehaÂrusÂnya pelayanan PLN ditingÂkatkan juga. Dalam rapat dengan DPR, perusahaan pelat merah itu berÂjanji akan mengurangi pemaÂdamÂan listrik.
“Kan kenaikan TDL untuk meÂningkatkan pelayanan dan lisÂtrik,†timpalnya.
Jika pelayanan masih buruk, menurut Dito, PLN harusnya maÂlu karena masuk dalam daftar peÂrusahaan terbesar di dunia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) listrik ini masuk peÂringkat ke-477 di Global Fortune 500.
“Pencapaian itu harusnya diÂbukÂtikan dengan pelayanan dan kualitas kepada konsumennya,†ujar Dito.
Dia menambahkan, jika masih terjadi
byar pet, maka konsumen mendapatkan kerugian dua kali. Selain tarifnya lebih mahal kaÂrena sudah naik, tapi masih harus menerima
byar pet.
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwi seÂbelumnya mengatakan, pihakÂnya menerima segala bentuk kritikan terkait pelayanan PLN. BUMN ini ke depan berjanji berusaha makÂsimal meningÂkatkan pelaÂyanan dan memenuhi lonjakan permintaan listrik yang melonjak setiap tahunnya.
“Masukan yang sangat berarti bagi kami. PLN harus diurus berÂsama. Tantangan ke depan luar biasa, pertumbuhan permintaan listrik 7 hingga 8 persen,†kata Bambang.
Menurut dia, untuk memenuhi dan mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik yang rata-rata 8 persen per tahun, PLN berusaha keras membangun pembangkit lisÂtrik hingga infrastruktur keÂlistrikan baru. Jika tidak segera diÂpersiapkan, maka pemadaman listrik tak bisa terhindari. ***