Badan Perencanaan PembaÂnguÂnan Nasional (Bappenas) menÂcatat impor beras sejak 2004 hingga 2013 mengalami kenaiÂkan. Pada 2004, impor beras seÂbanyak 236 ribu ton, lantas saat 2006 impor beras naik menjadi 438 ribu ton dan 2007 mencapai 1,4 juta ton.
Angka itu sempat menurun dua tahun, tapi tren impor beras kembali naik mulai tahun 2010, 2011 dan 2012 menjadi masing-masing sebesar 687 ribu ton, 2,7 juta ton serta 1,7 juta ton. KenaiÂkan juga terjadi untuk impor cabe. Tren peningkatan impor sejak 2004 hingga 2013.
Sedangkan pada 2004, impor cabe sebesar 7 ribu ton dan meÂnurun menjadi 6 ribu ton pada 2005. Mulai 2006, tren importasi cabe selalu meningkat dari 9 ribu ton berturut-turut menjadi 11 ribu ton, 14 ribu ton, 16 ribu ton, 18 ribu ton, 24 ribu ton dan pada 2012 serta 2013 nilainya turun menjadi 17 ribu ton dan 12 ribu ton.
Sementara impor daging sapi antara 2004 hingga 2010 meÂngalami kenaikan berturut-turut sebesar 11 ribu ton, 19 ribu ton, 24 ribu ton, 39 ribu ton, 45 ribu ton, 67 ribu ton, dan 90 ribu ton. KonÂdisi ini memperlihatkan IndoÂnesia termasuk salah satu negara yang gemar impor.
Hal itu tentu akan meningkat jika kebijakan
ASEAN Economic Community (AEC) tahun depan sudah dilakukan.
Menko Perekonomian Chairul Tanjung menuturkan dalam pemÂberlakuan pasar bebas MasyaÂrakat Ekonomi ASEAN (MEA) , Indonesia tidak bisa membatasi impor.
Kendati begitu, kata dia, pemerintah masih bisa mengatur agar pasar dalam negeri tidak diserbu produk asing. Hanya saja, pembatasan melalui kebijakan tarif salah satunya dengan meneÂrapkan kebijakan bea masuk.
Chairul mengatakan, pemberÂlakuan bea pun ada aturannya. Untuk komoditas-komoditas terÂtentu malah hampir boleh dikaÂtakan nol persen. Karena itu, proÂduk-produk dalam negeri tidak hanya mampu berkompetisi dengan sesama produk dalam negeri tetapi juga harus bisa berkompetisi dengan produk dari luar negeri.
Oleh karena itu, investor dalam negeri harus siap berkompetisi. Karena aturannya begitu.
Sebelumnya, Menteri PertaÂnian Suswono mengatakan, imÂpor pangan pokok diperboÂlehkan sepanjang untuk memenuhi kekurangan produksi dari dalam negeri. ***