Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi yakin pengendalian harga yang dilakukan pemerintah pada momentum puasa tahun ini akan lebih baik dibanding sebelumnya. Terutama untuk daging sapi.
“Kuartal pertama tahun ini impor daging sapi dan sapi bakalan lebih dari tiga kali lipat (300 persen) dilihat data year on year (yoy). Ini bagian yang kami jaga supaya inflasi terjaga dengan baik,†ujar Lutfi.
Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan, sejak awal Januari hingga pertengahan Mei 2014 realisasi importasi sapi belum mencapai 25 persen.
Dari kuota sapi bakalan sebanyak 199 ribu ekor, yang masuk baru 45 ribu ekor.
Adapun jumlah sapi potong yang didatangkan ke Indonesia sebanyak 15 ribu ekor atau 18 persen dari 81 ribu ekor. Untuk daging, impornya hanya 7 persen atau sebanyak 3.010 ton dari kuota 43 ribu ton. Dengan begitu, Lutfi optimistis harga daging sapi pada bulan puasa dan Lebaran bisa terkendali. Kalaupun ada kenaikan, angkanya diperkirakan mencapai 5-10 persen.
“Agar petani dan pedagang kita dapat THR (tunjangan hari raya),†kata Lutfi.
Dia menjelaskan, saat ini Kemendag memantau setidaknya 14 komoditas bahan pokok. Dari 14 item tersebut, terdapat dua produk penting yakni produk tahan lama dan produk tidak tahan lama. Untuk produk tahan lama, pihaknya telah merundingkan dengan pengecer untuk meningkatkan pasokan dari 30 persen menjadi 50 persen. “Lebih banyak biskuit, air kemasan, susu, baju, dan alas kaki.
Ini bagian yang (produk) tahan lama. Untuk yang tidak tahan lama, ada perubahan yang banyak, misalnya dari H-1 ke H-30 Lebaran,†ungkap dia.
Secara umum, Lutfi menjelaskan, terdapat tujuh item yang harganya selalu mengalami gejolak. Pada tahun 2012 dan 2013 terdapat 7 item dan tahun 2011 terdapat 6 item barang yang selalu bergejolak.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengatakan, jelang puasa dan Lebaran akan ada tiga komoditas yang naik harganya seperti Bawang merah, daging dan telor ayam.
Dia mengatakan, kenaikan harga tersebut karena by design oleh pemerintah yang melihat peternak merugi.
“Makanya ada kebijakan kenaikan harga ayam dan telor ayam beberapa waktu lalu. Itu yang agak mendorong kenaikan harga sedikit,†ujar Srie.
Menurutnya, kenaikan harga tersebut dalam rangka membantu peternak yang biasanya merugi tetapi menjelang puasa harganya melompat. Namun, sekarang dia berharap naiknya tidak lompat. “Didorong sedikit supaya nggak rugi. Pasar jadi lebih sehat,†tambahnya.
Hal yang sama terjadi pada bawang merah. Trend kenaikannya 3,6 persen dibanding bulan sebelumnya. Srie mengatakan, kenaikan itu masih tidak signifikan dan tidak masalah karena masih di bawah 5 persen.
“Hitungan kami sebentar lagi bawang merah panen. Jadi nggak akan lebih tinggi dari sekarang. Harapannya, kalau naik antara 5 sampai 7 persen saja sampai menjelang Lebaran,†ucap dia. Srie mengaku untuk komoditas lain harga cenderung stabil dan turun. ***