Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan, jelang Ramadhan terjadi peningkatan konsumsi dibanding hari biasa.
“Terjadi peningkatan konsumsi. Selama bulan Ramadan hingga 10 hari setelah Idul Fitri peningkatannya 30 hingga 40 persen,†kata dia.
Meningkatnya konsumsi masyarakat, menurut Bayu, akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan. Kenaikan harga terjadi juga karena pengusaha mengejar kerugian yang mereka alami bulan-bulan sebelumnya.
Dia mengaku pemerintah tidak bisa mencegah kenaikan harga. Karena itu, pengusaha atau pedagang diminta menaikkan harga secara bertahap.
“Kita memutuskan untuk naik sekarang agar nanti pas bulan Ramadan dan pasca Idul Fitri tidak harus dinaikkan lebih tinggi lagi. Dengan begitu tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan,†jelas Bayu.
Menurut dia, dengan kebijakan ini sejumlah bahan pangan pokok akan mengalami kenaikan dalam kurun waktu hingga pertengahan Mei tahun ini.
Saat ini kedelai naik 0,5 persen, daging ayam naik 8 persen begitu juga telor naik 5 persen, bawang merah naik 1,8 persen. Sedangkan terigu naik 0,09 persen.
Selain itu ada beberapa bahan pokok yang mengalami penurunan harga yakni beras turun 0,62 persen, gula turun 0,6 persen, minyak curah turun 0,2 persen serta daging sapi turun 1,2 persen. Sementara cabe merah turun 10,3 persen dan bawang putih turun 3,9 persen.
Untuk beras, kata dia, wajar turun karena saat ini adalah masa panen memasuki pasar. Karena panen berada di bulan April.
Untuk mengatasi pasokan dan menstabilkan harga barang, Kemendag menggandeng pengusaha retail produk olahan.
“Pengalaman dalam tiga hingga empat tahun terakhir, pusat distribusi regional yang dikembangkan oleh pelaku usaha jadi menentukan,†katanya.
Bayu menambahkan, nanti saat mendekati Ramadhan, pihaknya akan berkoordinasi lebih erat dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) untuk mengetahui kemungkinan gangguan distribusi agar harga tetap stabil.
Staf Pusat Data dan Informasi Pasar Induk Sayuran dan Buah Kramat Jati (PISBKJ) Suminto mengatakan, pasokan hortikultura di pasar Kramat Jati saat ini masih aman. Saat ini pasokan hortikultura masih lancar dan cenderung melimpah.
Meski tidak merinci, bulan Mei ini rata-rata suplai harian untuk produk hortikultura seperti cabe mengalami kenaikan 68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Untuk sayur naik 39 persen dan bawang merah naik 17 persen.
Menurut Suminto, dengan suplai hortikultura yang ada saat ini dari daerah sentra produksi akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Ramadhan. Tetapi itu juga tergantung transportasi.
Untuk harga, Suminto tidak berani menjamin harga masih stabil. Soalnya, mendekati Lebaran biasanya biaya transportasi dari daerah sentra produksi ke Jakarta mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. ***