Petani Kurang Diberdayakan Liberalisasi Impor Kebablasan

KKP Klaim Swasembada Garam Tercapai 2014

Kamis, 02 Januari 2014, 09:12 WIB
Petani Kurang Diberdayakan Liberalisasi Impor Kebablasan
ilustrasi, petani garam
rmol news logo Hingga kini pemerintah belum mampu mengoptimalkan sumber daya laut sehingga garam pun masih harus impor. Ini juga akibat liberalisasi impor yang sudah kebablasan.

Anggota Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi menyesalkan upaya pemerintah yang belum maksimal melindungi kepentingan petani garam.

“Ironis sekali, Indonesia dilalui garis katulistiwa dan 2/3 wilayah negara kita merupakan lautan. Tapi kenyataannya kita masih impor garam. Liberalisasi impor sudah kebablasan” kata Viva Yoga kepada Rakyat Merdeka.

Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, selama ini pemberdayaan petani garam di tanah air belum maksimal, sehingga nasibnya masih jauh dari sejahtera. Untuk itu, dia berjanji akan mendorong masa depan industri garam pemerintah.

“Kita harus mulai memberdayakan petani garam lokal. Memang sejauh ini baru dua komoditas yang harganya diatur pemerintah, yakni beras dan kedelai. Makanya nanti kita (DPR) bahas agar regulasi baru soal harga bisa berpihak pada petani garam.
Apalagi kualitas garam lokal lebih unggul dari garam impor,” ungkap dia. 

Dia mengaku mencium aroma kartel pada usaha mendatangkan beberapa komoditas termasuk garam ke Indonesia. Ia menuntut penegak hukum fokus pada pengawasan alur impor komoditas, khususnya di sektor pangan karena langsung bersentuhan dengan masyarakat kecil. “Kita harap polisi, KPK dan kejaksaan serius mengawasi kegiatan impor,” tukasnya.

Sebelumnya, meski hingga tahun 2013 masih impor, Kementerian Kelautan dan  Perikanan (KKP) optimistis pada 2014 Indonesia bisa swasembada garam konsumsi (rumah tangga) dan industri. Target ini memang lebih cepat dari proyeksi swasembada garam industri pada 2015.

Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) KKP Sudirman Saad mengatakan, saat ini total luas tambak garam yang dimiliki sebesar 31 ribu hektar. Dengan itu, pihaknya yakin target swasembada garam bakal tercapai tahun depan. “Kita pasti bisa swasembada garam 2014,” katanya.

Kepada Rakyat Merdeka, Sudirman mengungkapkan, sejak KKP terlibat pemberdayaan petani garam melalui program Pugar (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat), produktivitas petani garam diklaim terus meningkat.

“Produktivitas petani garam terus meningkat dari rata-rata produksi 60 ton per hektar per tahun menjadi 100 ton. Bahkan di beberapa daerah mencapai lebih dari 120 ton. Tahun 2013 memang mengalami penurunan realisasi produk garam dari 1,8 juta ton menjadi hanya 1,1 juta ton” ucapnya, kemarin.

Dia juga menyebut, turunnya produktivitas lantaran faktor cuaca yang tidak menentu di Indonesia. “Turunnya produksi karena iklim yang sangat basah sehingga masa untuk memproduksi garam hanya dua bulan dari biasanya lima sampai delapan bulan” tandasnya.

Berdasarkan data KKP, produksi garam nasional di tahun 2013 mengalami penurunan tajam. Data terakhir produksi garam hingga 18 November 2013 hanya mencapai 577.917 ton dari target yang telah ditetapkan sebesar 700.000 ton. Angka ini sudah direvisi dari target awal sebesar 1,85 juta ton. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA