Tawon Diproduksi Massal

Mobil Murah Pedesaan Bakal Dilego Rp 50 Juta

Senin, 02 Januari 2012, 09:08 WIB
Tawon Diproduksi Massal
mo­bil merek Tawon

RMOL. Mobil nasional seperti Tawon, GEA dan Mahator mau diproduksi massal. Mobil berkapasitas silinder 700 cc ini diklaim irit BBM. Mobil varian baru tersebut sudah dalam tahap uji coba dan siap dipamerkan pada Januari ini.

Pemerintah siap melun­cur­kan mobil murah untuk pedesaan. Saat ini, ada tiga produsen mobil murah yang berancang-ancang membuat produk itu secara mas­sal. PT Industri Kereta Api (Inka) yang berbasis di Madiun, Jawa Timur, akan memproduksi mobil murah merek GEA, PT Super Gasindo Jaya memproduksi mo­bil merek Tawon, dan PT Maha Era Motor memproduksi mobil merek Mahator.

“Mobil murah untuk pedesaan sedang dalam tahap uji coba. Tingkat kandungan dalam negeri mobil mencapai 60 persen. Un­tuk produksinya akan dilakukan In­dustri Kereta Api. Setelah itu, ada gabungan dari swasta,” ujar Men­teri Perindustrian MS Hi­dayat di Jakarta, akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, produksi mobil murah baru sebatas skala kecil, belum skala komersial. Selain itu, ada transmisi yang masih harus diimpor. Nantinya, transmisi ter­sebut bisa diproduksi di dalam negeri. Skema produksi mobil mu­­rah untuk perdesaan nantinya di­lakukan pemerintah. Namun, hal itu masih menunggu perse­tu­juan dari pihak-pihak terkait.

“Kalau disetujui skemanya, produksinya akan dilakukan oleh pemerintah. Sejauh ini, pesanan datang dari Sulawesi Selatan untuk diperkenalkan ke petani. Namun, harus ada ribuan unit dulu yang dipakai agar nilai ke­eko­no­mi­san­nya tercapai,” jelas Hidayat.

Pemerintah telah memiliki dua program mobil murah, yakni low cost and green car. Program ter­sebut diatur melalui regulasi. Di dalamnya, ada segmen mobil angkutan umum murah atau mobil murah rakyat, yaitu ken­daraan pick up. Program ini ber­tujuan menye­diakan mobil de­ngan harga ter­jangkau bagi ma­syarakat di dae­rah.

Dirjen Industri Unggulan Ber­basis Teknologi Tinggi Ke­men­perin Budi Darmadi meng­aku telah mengalokasikan Rp 141 miliar untuk mendorong pelak­sanaan program mobil murah.

Dana itu berupa subsidi yang akan disalurkan kepada para produsen mobil murah di Ta­nah Air. Anggaran tersebut se­bagai modal awal produsen mo­bil un­tuk memproduksi mobil con­toh (pro­totype), menyiapkan beng­kel, tenaga ahli, hingga desain mobil.

“Saat ini, pro­totype sudah ja­di. Tapi, belum dilakukan pro­duksi massal karena work­shop di PT INKA masih dalam pemba­ngu­nan,” ungkap Budi.

Selain modal, pemerintah akan membebaskan bea masuk kom­ponen mobil yang tidak dipro­duksi di dalam negeri.

Mobil ini akan dijual Rp 50 juta hingga Rp 85 juta per unit. “Mes­kipun baru tahap uji coba, per­mintaan sudah datang dari ko­perasi tani di Jawa Timur dan Su­lawesi Selatan. Namun, mo­dal­nya belum cukup karena uji co­banya menghabiskan dana mi­liaran,” terang Budi.

Untuk mencapai skala eko­nomi, katanya, produksi minimal harus mencapai 2.000 unit per tahun. Saat ini, mobil murah pe­desaan sudah melampaui tahap pro­totype, namun belum men­capai tahap komersial.

Tahapan yang sekarang dil­a­kukan adalah uji coba penjualan. Dari ketiga jenis mobil, Tawon dianggap jauh lebih siap untuk berproduksi daripada GEA.   [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA