RMOL. Mobil nasional seperti Tawon, GEA dan Mahator mau diproduksi massal. Mobil berkapasitas silinder 700 cc ini diklaim irit BBM. Mobil varian baru tersebut sudah dalam tahap uji coba dan siap dipamerkan pada Januari ini.
Pemerintah siap melunÂcurÂkan mobil murah untuk pedesaan. Saat ini, ada tiga produsen mobil murah yang berancang-ancang membuat produk itu secara masÂsal. PT Industri Kereta Api (Inka) yang berbasis di Madiun, Jawa Timur, akan memproduksi mobil murah merek GEA, PT Super Gasindo Jaya memproduksi moÂbil merek Tawon, dan PT Maha Era Motor memproduksi mobil merek Mahator.
“Mobil murah untuk pedesaan sedang dalam tahap uji coba. Tingkat kandungan dalam negeri mobil mencapai 60 persen. UnÂtuk produksinya akan dilakukan InÂdustri Kereta Api. Setelah itu, ada gabungan dari swasta,†ujar MenÂteri Perindustrian MS HiÂdayat di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ia menjelaskan, produksi mobil murah baru sebatas skala kecil, belum skala komersial. Selain itu, ada transmisi yang masih harus diimpor. Nantinya, transmisi terÂsebut bisa diproduksi di dalam negeri. Skema produksi mobil muÂÂrah untuk perdesaan nantinya diÂlakukan pemerintah. Namun, hal itu masih menunggu perseÂtuÂjuan dari pihak-pihak terkait.
“Kalau disetujui skemanya, produksinya akan dilakukan oleh pemerintah. Sejauh ini, pesanan datang dari Sulawesi Selatan untuk diperkenalkan ke petani. Namun, harus ada ribuan unit dulu yang dipakai agar nilai keÂekoÂnoÂmiÂsanÂnya tercapai,†jelas Hidayat.
Pemerintah telah memiliki dua program mobil murah, yakni low cost and green car. Program terÂsebut diatur melalui regulasi. Di dalamnya, ada segmen mobil angkutan umum murah atau mobil murah rakyat, yaitu kenÂdaraan pick up. Program ini berÂtujuan menyeÂdiakan mobil deÂngan harga terÂjangkau bagi maÂsyarakat di daeÂrah.
Dirjen Industri Unggulan BerÂbasis Teknologi Tinggi KeÂmenÂperin Budi Darmadi mengÂaku telah mengalokasikan Rp 141 miliar untuk mendorong pelakÂsanaan program mobil murah.
Dana itu berupa subsidi yang akan disalurkan kepada para produsen mobil murah di TaÂnah Air. Anggaran tersebut seÂbagai modal awal produsen moÂbil unÂtuk memproduksi mobil conÂtoh (proÂtotype), menyiapkan bengÂkel, tenaga ahli, hingga desain mobil.
“Saat ini, proÂtotype sudah jaÂdi. Tapi, belum dilakukan proÂduksi massal karena workÂshop di PT INKA masih dalam pembaÂnguÂnan,†ungkap Budi.
Selain modal, pemerintah akan membebaskan bea masuk komÂponen mobil yang tidak diproÂduksi di dalam negeri.
Mobil ini akan dijual Rp 50 juta hingga Rp 85 juta per unit. “MesÂkipun baru tahap uji coba, perÂmintaan sudah datang dari koÂperasi tani di Jawa Timur dan SuÂlawesi Selatan. Namun, moÂdalÂnya belum cukup karena uji coÂbanya menghabiskan dana miÂliaran,†terang Budi.
Untuk mencapai skala ekoÂnomi, katanya, produksi minimal harus mencapai 2.000 unit per tahun. Saat ini, mobil murah peÂdesaan sudah melampaui tahap proÂtotype, namun belum menÂcapai tahap komersial.
Tahapan yang sekarang dilÂaÂkukan adalah uji coba penjualan. Dari ketiga jenis mobil, Tawon dianggap jauh lebih siap untuk berproduksi daripada GEA. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: