Berita

Banjir menerjang Desa Blang Meurandeh, Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya, Aceh. (Foto: Antara)

Politik

Kerusakan Lingkungan Sumatera Akibat Kebijakan Tidak Cerdas

JUMAT, 05 DESEMBER 2025 | 03:01 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Pejabat pembuat kebijakan dituntut membuat kebijakan cerdas, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

Demikian dikatakan aktivis media sosial Piul Andrio merespons bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), hingga Sumatera Utara (Sumut). 

"Terjadinya kerusakan lingkungan hingga terjadinya bencana alam lahir dari kebijakan "goblok", sangat erat hubungannya antara keputusan politik atau kebijakan publik dengan masalah lingkungan hidup," kata Piul melalui akun Facebook pribadinya, dikutip Jumat . 


Artinya, kata Piul, kerusakan lingkungan hingga terjadi bencana ekologis Sumatera bukan semata-mata akibat tindakan individu, tetapi hasil dari kerangka peraturan, kebijakan industri, dan prioritas ekonomi yang tidak berkelanjutan atau mengabaikan dampak ekologis jangka panjang. 

"Poin argumentasinya: pemberian izin eksploitasi, insentif ekonomi yang salah, lemahnya penegakan hukum, prioritas pertumbuhan ekonomi di atas segalanya," kata Piul.

Piul menerangkan, kebijakan yang terlalu mudah memberikan izin pembukaan lahan, pertambangan, atau penebangan hutan tanpa pengawasan ketat dan analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang mendalam berkontribusi terhadap kerusakan alam. 

Piul turut menyoroti insentif ekonomi yang salah. Pemerintah dianggap memanjakan subsidi untuk bahan bakar fosil atau industri polutif, sementara energi terbarukan atau praktik ramah lingkungan kurang didukung. 

Selain itu, menurut Piul melihat lemahnya penegakan hukum. Artinya kebijakan yang baik cuma di atas kertas, namun lemah dalam implementasi dan penindakan bagi pelanggar. 

"Kebijakan yang mengejar pertumbuhan ekonomi jangka pendek dengan mengorbankan keberlanjutan sumber daya alam jangka panjang juga telah merusak alam," demikian Piul.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya