Berita

Barang bukti Vape Zombie yang disita Jepang (Foto: Kyodo News)

Dunia

Penyalahgunaan Vape Zombie Meningkat di Okinawa Jepang

MINGGU, 16 NOVEMBER 2025 | 17:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Penyalahgunaan cairan vape yang dicampur obat penenang dan dikenal sebagai “vape zombie” semakin marak di kalangan anak muda di Prefektur Okinawa. 

Mengutip laporan Kyodo News, Minggu, 16 November 2025, otoritas Jepang kini meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah peredaran zat tersebut meluas ke wilayah lain. 

Hingga akhir September 2025, polisi telah menangkap 10 orang, sebagian besar remaja dan dewasa muda, karena kedapatan memiliki etomidate. 


Zat ini baru ditetapkan pemerintah sebagai narkotika terlarang pada Mei 2025, karena diketahui dapat menekan aktivitas saraf di otak yang berperan penting dalam koordinasi tubuh.

Pada Oktober, polisi menangkap Yuto Agarie, pemimpin sebuah sindikat narkoba di Okinawa, setelah menemukan sekitar 63,84 gram cairan mengandung etomidate di rumahnya di Urasoe. 

Etomidate sendiri umum digunakan sebagai obat induksi anestesi di beberapa negara. Namun, bila disalahgunakan, zat ini dapat menyebabkan hilang kesadaran, kejang pada tangan dan kaki, hingga hilangnya kendali tubuh. 

Pemerintah Jepang telah melarang penggunaan, kepemilikan, dan impor obat tersebut.

Menurut sumber investigasi, vape zombie dipasarkan melalui aplikasi pesan terenkripsi dan menyebar lewat media sosial. Cairan berbahaya itu biasanya diisap menggunakan rokok elektronik, tersedia dalam varian beraroma maupun tanpa aroma.

Pada Agustus dan September, tiga pria asal China berusia 20-an yang tinggal di sekitar Tokyo juga ditangkap karena diduga menyelundupkan sekitar 100 gram etomidate dari India melalui Singapura. 

Mereka diduga menerima pesanan lewat media sosial sebelum mengubah bubuk etomidate menjadi cairan vape.

Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan modus tersebut dilakukan berulang kali di wilayah metropolitan Tokyo. 

Laporan UN Office on Drugs and Crime pada Maret lalu juga menyoroti meningkatnya temuan etomidate di pasar gelap Asia Timur dan Asia Tenggara.

"Awalnya kami menduga penyebarannya terjadi secara lokal (di Jepang), tetapi penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa pasar untuk etomidate juga mulai muncul di negara ini," kata seorang sumber investigasi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya