Berita

Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)

Bisnis

Pengamat Asing Soroti ada Ketegangan antara Prabowo dan Srimul

RABU, 10 SEPTEMBER 2025 | 11:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah pengamat ekonomi internasional menyoroti keputusan mengejutkan Presiden Indonesia Prabowo Subianto yang mencopot Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan.

Langkah mendadak ini dinilai berpotensi memicu gejolak pasar, apalagi situasi politik dan ekonomi tengah memanas akibat gelombang protes besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir.

Sejak lama, Prabowo dan Sri Mulyani kerap berbeda pandangan soal kebijakan anggaran. Sri Mulyani dikenal fokus menjaga defisit dan pengeluaran negara agar tetap terkendali, sedangkan Prabowo cenderung mendorong belanja besar, termasuk program populis seperti pemberian makan bergizi gratis di sekolah.


Kepergian Sri Mulyani menimbulkan kekhawatiran bahwa Prabowo kini memiliki ruang lebih besar untuk memperluas belanja negara, yang bisa berdampak pada stabilitas fiskal Indonesia.

“Ada risiko terjadinya arus keluar modal karena investor asing akan khawatir dengan prospek kebijakan fiskal ke depan,” kata Michael Brown, analis senior Pepperstone Research London, dikutip dari Bloomberg, Rabu, 10 September 2025.

Ketegangan antara Prabowo dan Sri Mulyani semakin terlihat pada awal 2025, ketika Prabowo membatalkan kebijakan kenaikan PPN hanya beberapa jam sebelum aturan itu berlaku. Saat itu, muncul spekulasi bahwa posisi Sri Mulyani semakin terpojok.

Situasi semakin rumit setelah gelombang protes besar-besaran pada akhir Agustus lalu. Rumah Sri Mulyani sempat dijarah, sementara kemarahan publik memuncak akibat kenaikan tunjangan besar anggota DPR di tengah beban hidup yang makin berat. 

Tragedi semakin mengerikan ketika seorang kurir tewas tertabrak kendaraan lapis baja polisi. Pemerintah akhirnya mencabut kebijakan kenaikan tunjangan untuk meredakan situasi.

Pada Senin malam, 8 September 2025, Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan dalam upacara yang digelar secara mendadak. Purbaya, yang sebelumnya menjabat Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 2020, menegaskan bahwa dirinya adalah “orang pasar” dan berkomitmen menjaga kesehatan fiskal Indonesia.

Prabowo sendiri tidak memberikan penjelasan mengenai alasan pergantian ini. Namun, langkah ini dinilai semakin memperluas pengaruh dirinya di sektor keuangan. Sebelumnya, ia juga menempatkan sejumlah orang dekatnya, termasuk keponakannya, Thomas Djiwandono, sebagai Wakil Menteri Keuangan.

Rumor pencopotan Sri Mulyani yang beredar sejak Senin pagi membuat indeks saham acuan anjlok 1,3 persen sebelum pengumuman resmi. Sementara di pasar global, nilai tukar rupiah melemah hingga Rp16.605 per dolar AS, posisi terendah sejak Mei 2025.

Sri Mulyani, 63 tahun, telah memimpin Kementerian Keuangan hampir 14 tahun dalam dua dekade terakhir di bawah tiga presiden berbeda. Kariernya dimulai pada 2005 saat diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemudian kembali dipercaya Presiden Joko Widodo pada 2016. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil meraih peringkat kredit layak investasi.

Bagi banyak investor, Sri Mulyani dianggap sebagai benteng kredibilitas fiskal Indonesia.

“Selama ini, Sri Mulyani adalah simbol utama kredibilitas fiskal Indonesia,” ujar Charlie Robertson, Kepala Strategi Makro FIM Partners Dubai.

“Investor asing mungkin masih percaya pada kekuatan ekonomi Indonesia, tetapi sentimen di dalam negeri rapuh. Risiko terbesar adalah investor lokal lebih memilih surat utang AS ketimbang obligasi Indonesia, yang bisa semakin menekan nilai Rupiah,” tambahnya.

Sementara itu, Mohit Mirpuri, mitra senior di SGMC Capital Pte, menilai kepergian Sri Mulyani menandai berakhirnya era kredibilitas fiskal.

“Namun, Sri Mulyani telah meninggalkan fondasi yang kuat, dan Indonesia masih memiliki teknokrat berpengalaman seperti Purbaya. Tantangannya adalah menjaga kesinambungan kebijakan agar kepercayaan pasar bisa cepat pulih,” jelasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya