Berita

Ribuan demonstran menuntut pemilu segera di Serbia pada Minggu, 29 Juni 2025/Net

Dunia

Ribuan Demonstran Blokade Jalan-jalan Serbia Usai Bentrok dengan Petugas

SENIN, 30 JUNI 2025 | 13:49 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ketegangan politik di Serbia semakin meningkat setelah ribuan demonstran memblokade jalan-jalan utama di ibu kota Beograd dan sejumlah kota lainnya pada Minggu waktu setempat, 29 Juni 2025. 

Aksi ini merupakan lanjutan dari unjuk rasa besar-besaran yang digelar sehari sebelumnya yang berujung bentrok dengan aparat keamanan.

Para demonstran mendirikan barikade menggunakan pagar logam dan tempat sampah di berbagai lokasi strategis, termasuk jembatan utama di atas Sungai Sava. 


Di kota Novi Sad, kantor Partai Progresif Serbia (SNS) yang berkuasa dilempari telur oleh massa yang marah. Aksi serupa juga terjadi di beberapa kota kecil di seluruh Serbia.

Tuntutan utama para pengunjuk rasa adalah pembebasan puluhan mahasiswa dan aktivis yang ditahan setelah unjuk rasa pada Sabtu, yang berakhir ricuh. Mereka dituduh menyerang polisi atau berupaya menggulingkan pemerintahan Presiden Aleksandar Vucic.

"Banyak dari mereka hanyalah mahasiswa yang menyuarakan pendapat. Menahan mereka sama saja dengan membungkam kebebasan berekspresi," kata seorang demonstran yang enggan disebutkan namanya, seperti dimuat Reuters. 

Bentrokan dengan polisi antihuru-hara terjadi setelah bagian resmi dari rapat umum tersebut selesai. Polisi membalas lemparan batu dan botol dari massa dengan semprotan merica, pentungan, dan tameng. 

Kementerian Dalam Negeri Serbia melaporkan 48 petugas terluka, sementara 22 demonstran harus menjalani perawatan medis.

Menteri Dalam Negeri Ivica Dacic menyatakan, dari 77 orang yang ditahan, 38 masih berada dalam tahanan dan menghadapi tuntutan pidana.

“Setidaknya delapan orang lagi ditahan hari ini,” tambahnya.

Dalam konferensi pers pada hari Minggu, Presiden Vucic membela tindakan keras aparat keamanan dan menyebut para penyelenggara aksi sebagai penghasut kekerasan.

"Akan ada lebih banyak penangkapan. Identifikasi semua individu yang terlibat sedang berlangsung," tegas Vucic. 

Ia juga menyebut beberapa tokoh penting, termasuk Rektor Universitas Beograd Vladan Djokic, sebagai bagian dari gerakan yang dituduh mencoba menjatuhkan negara.

"Serbia menang. Anda tidak dapat menghancurkan Serbia dengan kekerasan. Mereka secara sadar ingin memicu pertumpahan darah. Saatnya pertanggungjawaban akan segera tiba," kata Vucic.

Protes antipemerintah ini dipicu oleh insiden tragis pada November lalu, ketika kanopi stasiun kereta api yang baru direnovasi di Novi Sad runtuh dan menewaskan 16 orang. 

Tragedi tersebut dianggap sebagai akibat dari korupsi dan kelalaian dalam proyek infrastruktur yang dikelola negara. Sejak saat itu, tekanan terhadap Vucic meningkat, termasuk desakan agar pemilu lebih awal digelar sebelum jadwal resmi pada 2027.

Para pengkritik menuding Vucic menjalankan pemerintahan yang semakin otoriter, mengekang kebebasan sipil, dan membiarkan korupsi serta kejahatan terorganisasi tumbuh subur. Meski demikian, Vucic membantah semua tuduhan tersebut.

Di tengah ketegangan domestik, Serbia tetap berada dalam posisi geopolitik yang kompleks. Negara Balkan ini secara resmi mengincar keanggotaan Uni Eropa, namun tetap menjaga hubungan dekat dengan Rusia dan Tiongkok.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya