Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net

Dunia

Bidik Negara Berkembang, Trump Siapkan Kebijakan Tarif Baru

SABTU, 15 FEBRUARI 2025 | 22:51 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sejumlah negara berkembang seperti India, Brasil, Vietnam, kawasan Asia Tenggara hingga Afrika berpotensi terkena dampak dari kebijakan tarif impor baru yang akan diumumkan Presiden AS, Donald Trump. 

Kebijakan yang disebut sebagai "tarif timbal balik" ini bertujuan untuk menyamakan tarif impor yang dikenakan negara-negara tersebut terhadap barang dari AS.

Trump menegaskan bahwa kebijakan ini dibuat untuk merespons perlakuan tarif yang dinilainya tidak adil. 

"Sangat sederhana, jika mereka mengenakan tarif kepada kami, kami akan mengenakan tarif kepada mereka," kata Trump seperti dikutip dari CNN, Sabtu 15 Februari 2024.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga menyatakan bahwa Trump meyakini negara-negara lain telah "menipu" AS dengan mengenakan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor dari Negeri Paman Sam.

Negara-negara berkembang diperkirakan akan merasakan dampak paling besar dari kebijakan ini karena adanya kesenjangan tarif yang signifikan. 

Sebagai contoh, menurut Bank Dunia, tarif rata-rata AS untuk barang impor dari India hanya 3 persen, sedangkan India mengenakan tarif rata-rata 9,5 persen terhadap barang AS. 

Perbedaan tarif serupa juga ditemukan di Brasil, Vietnam, serta berbagai negara di Asia Tenggara dan Afrika.

Pekan lalu, Trump telah lebih dulu mengumumkan tarif baru sebesar 10 persen untuk seluruh impor dari China. Selain itu, ia juga menerapkan tarif 25 persen terhadap impor baja dan aluminium tanpa pengecualian. 

Meski AS sebagian besar mengimpor baja dari Kanada, Brasil, dan Meksiko, kebijakan ini tetap dianggap sebagai langkah tidak langsung untuk menekan China.

Bagi Indonesia, kebijakan ini berpotensi menghambat ekspor aluminium ke AS. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk aluminium ekstrusi Indonesia ke AS terus meningkat sejak 2019, mencapai 102 juta Dolar AS pada 2023 dibandingkan 75 juta Dolar As pada 2019.

Namun, tren ini mengalami penurunan signifikan pada 2024. Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan RI, Natan Kambuno, melaporkan bahwa pada periode Januariā€“Agustus 2024, ekspor aluminium ekstrusi Indonesia ke AS hanya mencapai 41 juta Dolar AS.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

UPDATE

Zarof Dituntut Buka Asal Usul Uang Rp915 Miliar

Rabu, 19 Februari 2025 | 07:41

Hujan Berintensitas Sedang Basahi Jakarta

Rabu, 19 Februari 2025 | 07:24

Terpilih Aklamasi, Dedi Siregar Siap Perkuat Sinergi GPA dengan Gubernur dan Pemprov DKI

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:50

Hijaukan Pesisir, PT PNM Bersama Relawan Bakti BUMN Tanam 1.000 Mangrove

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:35

Masa Jabatan Segera Berakhir, Pj Bupati OKI Mendadak Rombak 12 Pejabat

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:22

Mampukah Negara Sita Aset Triliunan Zarof Ricar?

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:10

Sulit Cairkan Dana, Nasabah BMT BUS Jepara Ngadu ke DPRD

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:57

4 Tahun Nganggur, Zidane Hanya Selangkah Lagi Tangani Timnas Prancis

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:41

Ini Daftar 10 Anggota DPRD Karawang Paling Tajir

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:18

Menuju Banjarnegara, 13 Truk Pembawa Tabung Raksasa Sudah Tiba di Kebumen

Rabu, 19 Februari 2025 | 04:58

Selengkapnya