Berita

Program Makan Bergizi Gratis (MBG)/Ist

Publika

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

JUMAT, 14 FEBRUARI 2025 | 07:44 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

SRI MULYANI salah cara menghitung. Makan Bergizi Gratis (MBG) itu jangan dihitung setelah ada atau jadi bahan makanan, tapi yang dihitung adalah adanya dorongan bagi tumbuhnya pertanian dan industri pangan  secara kuat dan merata.

Jangan dihitung setelah jadi bahan pangan lalu ada berapa orang memasak, membagi makanan, atau istilah dia seperti hajatan. 

Itu cara menghitung yang salah. Cara menghitung semacam itu bersifat instan. Bagaimana kalau bahan makanannya impor? Maka makan gratis hanya akan menciptakan kesempatan kerja, pendapatan dan multiflier effect di tempat lain atau di luar negeri.

Cara menghitung seperti disebutkan Sri Mulyani tersebut parsial, tidak utuh. Seharusnya juga dihitung berapa orang yang kehilangan pekerjaan akibat program MBG tersebut, mulai tukang roti, atau tukang jual makanan yang lewat pagi pagi menjual sarapan untuk anak anak, warung makan atau kantin di sekitar sekolah yang bangkrut, dan lain sebagainya. Itu jumlahnya bisa lebih banyak lagi yang gulung tikar akibat MBG. Jadi cara hitungnya ojo ngono Mbak Sri. 

Jadi makan bergizi gratis jangan dihitung seperti menghitung orang hajatan. Karena itu seperti es teh. Yakni es batu di dalam teh. Teh ibarat ekonomi, es batu ibarat makan bergizi gratis, sama sekali tidak menambah skala ekonomi. Es batu di dalam teh tidak akan membuat es tehnya meluber.

Jadi program ini tidak akan menambah kapasitas ekonomi apa pun, tidak menambah pertumbuhan ekonomi sedikitpun, tidak akan menambah pergerakan ekonomi, jikalau tidak linked dengan perkembangan pertanian dalam arti luas dan industri pangan. 

Oleh karenanya makan bergizi gratis harus memberikan rangsangan yang besar bagi masyarakat untuk memajukan, meningkatkan produksi pertanian, peternakan, perikanan nasional dan peningkatan industri makanan yang mendukungnya. 

Ini saya kasih contoh untuk usaha pertanian dan peternakan yang bagus yakni bagaimana makan bergizi gratis bisa membangkitkan kembali peternakan bekicot di Segitiga Emas yakni Kediri, Trenggalek, Tulung Agung Jawa Timur. Itu baru menambah stok bahan pangan berprotein tinggi. Nanti kalau banyak produksinya maka bisa di ekspor. Harganya mahal mbak Sri. Untuk peternakan wabah belalang jangan dulu.

Sebab kalau tidak maka program ini malah akan berdampak negatif. Bukannya memberikan multiflier effect malah memberikan diskriminatif Effect. Belum lagi dampak sosial lainnya jika nanti para pemasok bahan makanan berasal dari luar wilayah ekonomi lokal setempat. Bisa gawat.

Penulis adalah Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI)



Populer

Rektor UGM Ditantang Pamerkan Ijazah Jokowi

Selasa, 18 Maret 2025 | 04:53

Indonesia Dibayangi Utang Rp10 Ribu Triliun, Ekonom Desak Sri Mulyani Mundur

Jumat, 14 Maret 2025 | 12:40

Ijazah Palsu Jokowi Bisa Terungkap dalam Hitungan Detik

Jumat, 21 Maret 2025 | 00:23

Masyarakat Jepang Ramai-ramai Masuk Islam

Jumat, 21 Maret 2025 | 00:12

Perannya Diambil Brimob, Pasukan Khusus TNI Bisa Dibubarkan

Minggu, 23 Maret 2025 | 15:20

KPK Didesak Segera Proses Laporan Dugaan Gratifikasi Gubernur Sumsel Herman Deru

Senin, 17 Maret 2025 | 14:09

Kantor Hukum yang Didirikannya Digeledah KPK, Ini Respons Febri Diansyah

Jumat, 21 Maret 2025 | 18:25

UPDATE

Daftar 31 Dubes yang Dilantik Prabowo Hari Ini

Senin, 24 Maret 2025 | 09:59

KNPS Indonesia Berbagi Baju Lebaran untuk Anak Yatim

Senin, 24 Maret 2025 | 09:50

Jepang Buka Loker Sopir Logistik untuk WNI, Ini Syaratnya

Senin, 24 Maret 2025 | 09:46

Prabowo Disarankan Bentuk Tim Intelijen Psikologis Hadapi Penyusup

Senin, 24 Maret 2025 | 09:38

Investor Nantikan Prospek Perdamaian Rusia-Ukraina, Harga Minyak Stabil

Senin, 24 Maret 2025 | 09:32

Kepala Babi-Bangkai Tikus Belum Bisa Disebut Teror

Senin, 24 Maret 2025 | 09:30

Bursa Asia Dibuka Cenderung Lemah, IHSG Diperkirakan Rawan Terkoreksi

Senin, 24 Maret 2025 | 09:21

Afriansyah Noor Janji Menangkan Demokrat di 2029

Senin, 24 Maret 2025 | 09:20

Anak Cucu Presiden Ramaikan Ultah Didit, Ini Kata AHY

Senin, 24 Maret 2025 | 09:10

Lira Terperosok ke Level Terendah dalam Sejarah, Menkeu Turki Bantah Isu Mundur

Senin, 24 Maret 2025 | 09:05

Selengkapnya