Berita

Presiden Prabowo Subianto/Net

Bisnis

Josua Pardede: Kebijakan PPN 12 Persen Beri Sinyal Positif di Tengah Krisis Ekonomi

SABTU, 11 JANUARI 2025 | 14:36 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang diterapkan pada barang sangat mewah dianggap sebagai langkah untuk menciptakan keadilan sosial dan redistribusi pendapatan di Indonesia. 

Chief Economist PermataBank Josua Pardede mengatakan keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk mengenakan PPN hanya pada barang-barang mewah yang dikonsumsi masyarakat berpenghasilan tinggi ini merupakan salah satu instrumen fiskal pemerintah yang efektif.

"Pemerintah tetap memprioritaskan paket kebijakan sebelumnya yang bernilai sekitar Rp38,6 triliun untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk mempertahankan kebijakan bebas PPN untuk barang-barang kebutuhan pokok, pendidikan, dan kesehatan," jelas Josua dalam wawancara eksklusif dengan RMOL pada Jumat 10 Januari 2025.


Ia menambahkan bahwa penerapan PPN pada barang mewah diharapkan dapat membantu mendorong distribusi pendapatan yang lebih merata. Menurutnya, hasil dari PPN yang dikenakan pada barang mewah akan dialokasikan untuk belanja pemerintah yang ditujukan untuk masyarakat dengan penghasilan rendah dan menengah.

Meskipun dampak dari PPN terhadap barang mewah mungkin tidak terlalu besar, Josua menilai kebijakan tersebut memberikan sinyal bahwa pemerintah memperhatikan kondisi masyarakat menengah dan ke bawah yang tengah mengalami penurunan daya beli, dengan membatalkan kenaikan pajak untuk barang umum.

"Tambahan PPN ini mungkin tidak terlalu signifikan, namun setidaknya ini bisa memberikan sinyal bahwa pemerintah pun juga memberikan perhatian kepada kondisi fenomena saat ini, seperti menurunnya daya beli masyarakat kelas menengah dan adanya PHK di industri manufaktur padat karya," ujarnya.

Dengan demikian, kebijakan PPN ini, kata Josua, diharap dapat berkontribusi pada pengurangan ketimpangan sosial di Indonesia, meskipun tantangan ekonomi yang ada saat ini memerlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk mendukung kesejahteraan seluruh lapisan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya