Polres Metro Jakarta Pusat bersama tim gabungan telah melakukan proses ekshumasi di TPU Semper Cilincing Jakarta Utara terhadap jasad bayi yang tertukar di Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih.
Tim gabungan terdiri dari Instalasi Kedokteran Forensik RS Bhayangkara dan Pusdokkes Polri membongkar makam bayi tersebut dengan disaksikan orang tua, pihak RSI Cempaka Putih, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Proses ekshumasi atau pembongkaran makam dilakukan untuk keperluan pemeriksaan DNA, dengan mengambil tulang scapula dan tulang femur dari jenazah bayi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro menyampaikan, tes DNA akan dilakukan oleh tim forensik RS Polri. Hasil pemeriksaan diperkirakan akan keluar dalam waktu dua minggu.
“Tentunya kami dasarnya dari keterangan dari orang tua ya dari bapaknya yang waktu itu sempat viral di medsos ada perbedaan adanya kelainan pada bayinya. Itu kan secara fisik yang dilihat, hari ini kami ingin memastikan secara DNA bahwa bayi tersebut bahwa orang tuanya adalah benar,” jelas Susatyo, melalui keterangannya, Rabu 18 Desember 2024.
Polemik bayi tertukar ini pertama kali bergulir di media sosial saat akun @Rauf97_ mengunggah sebuah video pada 1 Desember 2024 yang menceritakan bayinya yang lahir melalui operasi Caesar di RSIJ Cempaka Putih tertukar. Bayi tersebut lahir dalam kondisi penyakit jantung bawaan dan memerlukan perawatan intensif di ruang NICU. Satu hari kemudian, Rauf mendapat kabar sang bayi meninggal dunia.
Selang satu hati, Rauf menggali makam sang anak dan merasa ukuran jenazah anaknya lebih besar daripada saat dilahirkan. Atas dasar perbedaan fisik itulah, ia meyakini bayi yang meninggal tersebut bukanlah bayi yang dilahirkan istrinya.
Dalam video yang sama, Rauf juga menyoroti bahwa ia tidak berkesempatan melihat sang anak saat dalam perawatan di NICU. Hal inilah yang menimbulkan kecurigaan bagi Rauf dan keluarga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ruang NICU adalah area steril yang tidak boleh dimasuki sembarang orang, tak terkecuali orang tua dari bayi yang dirawat. Tiap rumah sakit memiliki kebijakan yang berbeda dalam membatasi jumlah pengunjung dan jam kunjungan ke ruang NICU. Aturan ini diberlakukan agar risiko paparan infeksi ke bayi dapat diminimalkan dan bayi tidak terganggu dengan suara bising.
Sehingga tidak heran, usai persalinan Rauf hanya mendapat kesempatan bertemu sang bayi saat proses diadzankan. Karena setelah itu sang bayi harus segera mendapatkan perawatan intensif di ruang NICU.
Video kronologis yang disampaikan Rauf melalui sejumlah akun media sosialnya, baik di TikTok maupun Instagram, mendapat berbagai respons dari netizen. Semula ia memang mendapatkan simpati netizen. Namun belakangan, netizen mulai meragukan dugaan bayi tersebut tertukar.
“Ortunya ngira ketuker, karena anak yang meninggal dunia wajahnya berubah. Yang namanya bayi baru lahir sudah pasti di luar ngembang. Apalagi kalau sudah jadi jenazah. Tapi dari kepala dan hidung sama persis kok,” respons akun @naira_allul yang dikutip Rabu, 18 Desember 2024.
“Setelah saya baca kronologisnya, kenapa minta induksi terlebih dahulu? Padahal kata dokter, pas USG air ketuban sudah sedikit bahkan sudah ada surat rujukan untuk Caesar,” tulis akun @enatatia.camerin.
Selain itu, tak sedikit pula netizen yang meminta agar Rauf dan keluarga untuk tidak lagi menyangkal bayi yang meninggal tersebut adalah anak biologisnya.
“Itu bayinya sama lo kak mukanya, kasihan banget dedeknya, orang tuanya sendiri gak mengenalimu dek,” tulis akun @putri.naga.ningrum.