Letda Bakamla Pratondo Ario Seno Sudiro (tengah) bersama peserta bedah buku di Laboratorium Hubungan Internasional (HI) Universitas Budi Luhur pada Jumat, 13 Desember 2024/Ist
Dalam rangka menyambut HUT ke-19 Bakamla RI seorang Perwira Pertama menerbitkan buku berjudul Cakrawala 19. Perwira Pertama itu bernama Letnan Dua (Letda) Bakamla Pratondo Ario Seno Sudiro yang akrab dipanggil Ario Seno.
Perwira yang sehari-harinya berdinas di Direktorat Penelitian dan Pengembangan (DitLitbang) Bakamla ini telah banyak menulis artikel ilmiah bertema keamanan maritim. Artikel tersebut telah diterbitkan baik pada jurnal nasional maupun internasional.
Dari artikel-artikel itu lantas diambilnya 19 buah di antaranya, dengan mengambil angka usia Bakamla RI saat ini, lalu diterbitkan menjadi sebuah buku setebal 238 halaman yang diberi judul Cakrawala 19.
Buku terbitan Indonesia Emas Group (2024) ini dibedah untuk pertama kalinya di Laboratorium Hubungan Internasional (HI) Universitas Budi Luhur pada Jumat, 13 Desember 2024.
Acara itu dihadiri oleh penulis dan beberapa dosen yaitu Anggun Puspitasari selaku Kepala Prodi HI dan Agung Permadi selaku pembedah serta disaksikan para mahasiswa Prodi HI Universitas Budi Luhur.
Dalam pemaparannya, penulis menyampaikan bahwa buku ini ditujukan terutama untuk Kalangan mahasiswa dan akademisi.
“Kalau bicara mahasiswa, di atas mahasiswa hanya ada Tuhan. Mengapa? Karena sepanjang sejarah manusia hanya Tuhan saja yang tidak mungkin digulingkan oleh mahasiswa. Presiden? Banyak! Raja? Ada, apalagi para pejabat di bawahnya. Maka para mahasiswa lah yang menjadi ujung tombak pembangunan bangsa, khususnya dalam sektor keamanan maritim,” jelas Ario Seno dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu, 18 Desember 2024.
Buku ini bahkan telah mendapatkan apresiasi dari Kepala Bakamla periode 2020-2023 Laksamana Madya TNI Dr. Aan Kurnia.
Buku ini secara fundamental menekankan penanganan ancaman maritim tradisional namun menggunakan cara nontradisional.
“Memang berdasarkan pengamatan saya melihat ancaman di laut Indonesia masih didominasi oleh ancaman tradisional seperti pencurian ikan (illegal fishing), pelanggaran batas wilayah, perompakan, pencemaran, dan sebagainya. Tetapi untuk mengatasinya kita perlu memikirkan cara-cara nontradisional seperti pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI),” tuturnya.
Dipaparkan pula bahwa buku ini berisi pembahasan mengenai topik keamanan maritim secara komprehensif, dimulai dari makna terminologi keamanan maritim itu sendiri, landasan hukum pengimplementasian keamanan maritim di Indonesia, strategi pembangunan keamanan maritim Indonesia, dan pemanfaatan teknologi (khususnya teknologi AI) dalam pembangunan keamanan maritim Indonesia.
Meskipun diakui secara terbuka bahwa buku ini belum membahas dari sudut pandang ekonomi kelautan (
blue economy), namun penjelasannya mengenai konsep keamanan maritim yang komprehensif dan multidimensi menjadikan buku ini perlu dibaca para mahasiswa dan akademisi bidang keamanan nasional khususnya keamanan maritim.