Menteri Keuangan Sri Mulyani/Ist

Bisnis

Sri Mulyani Bertahan, Saham Unggulan Berlompatan

SENIN, 21 OKTOBER 2024 | 21:22 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

rmol.id Usai sudah penantian panjang investor dalam menerka profil kabinet pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto. Setelah pelantikan, Presiden langsung tancap gas mengumumkan sejumlah tokoh untuk menduduki posisi strategis.

Sementara pelaku pasar telah lama mengekspektasikan bertahannya sosok Sri Mulyani di pos Menteri Keuangan.

Sebelumnya sejumlah kalangan menilai, pentingnya Sri Mulyani bertahan sebagai Menteri Keuangan guna mempertahankan kepercayaan pasar internasional. Presiden Prabowo yang akhirnya menuruti ekspektasi pelaku pasar itu, tentu mendapatkan sambutan positif.

Investor akhirnya mendapatkan kelegaan dari rilis kabinet yang disebut sebagai Kabinet Merah Putih. Kelegaan ini kemudian berpadu dengan serangkaian sentimen dari pasar global dan regional yang terkesan belum memberikan arahan jelas.

Optimisme akhirnya bertahan, dan aksi akumulasi pada sejumlah saham unggulan mengangkat indeks harga saham gabungan (IHSG).

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan pagi ini memperlihatkan, gerak IHSG yang konsisten menapak di rentang moderat. IHSG Sempat mengawali sesi dengan melonjak signifikan hingga meninju posisi 7.795 atau dekat dengan level psikologisnya di 7.800 namun kemudian secara perlahan beralih ke zona penurunan tipis.

IHSG akhirnya menutup sesi pagi awal pekan ini, Senin 21 Oktober 2024, dengan naik moderat 0,32 persen di 7.784,83. Sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan mampu mencetak kenaikan, seperti: BBRI, BBNI, ASII, PGEO, ISAT serta PGAS.

Namun lompatan sejumlah saham unggulan tersebut terimbangi oleh merosotnya saham unggulan lain, seperti: UNVR, PTBA, INDF, ICBP, ADRO, SMGR, dan  UNTR.

Kinerja IHSG kali ini terlihat tidak menonjol bila dibandingkan dengan sesi perdagangan yang berlangsung di Asia. Bekal dari gerak mixed indeks Wall Street dalam menutup pekan lalu, dengan mudah ditransformasi beralih ke sikap optimis di Asia. Gerak indeks di Asia akhirnya kembali membukukan lonjakan signifikan.

Hingga ulasan ini disunting, indeks KOSPI (Korea Selatan) menguat tajam 0,87 persen di 2.616,51, sementara indeks ASX200 (Australia) melonjak 0,81 persen di 8.350,1, dan indeks Nikkei (Jepang) naik moderat  0,24 persen di 39.073,61.

Laporan lebih jauh menyebutkan, sesi perdagangan di Asia kali ini yang diwarnai dengan rilis keputusan Bank Sentral China, PBoC yang menurunkan suku bunga kredit sebesar 0,25 persen. Langkah ini sekaligus mengukuhkan sokongan pada upaya pemerintahan Xi Jinping yang sedang berupaya keras menangani ancaman kelesuan pada perekonomian terbesar Asia itu.

Rilis keputusan tersebut, secara keseluruhan dinilai masih belum mampu meyakinkan investor terkait dengan upaya manjur pemerintahan China dalam menangani perlambatan ekonomi.

Rupiah Sempat Terangkat Sri Mulyani

Performa tak jauh berbeda juga dilaporkan terjadi pada nilai tukar Rupiah di pasar uang. Di tengah masih suramnya prospek mata uang utama dunia, menyusul melonjaknya indeks Dolar, kinerja Rupiah terkesan mencoba bertahan positif.

Pantauan menunjukkan, gerak Rupiah yang mengawali dengan gerak menguat, namun kemudian beralih menjejak zona pelemahan tipis. Gerak positif Rupiah lebih dilatari optimisme investor dalam menyambut bertahannya Sri Mulyani sebagai menteri keuangan, namun kepungan sentimen melemahnya mata uang utama dunia membuat Rupiah tergelincir menjejak zona merah.

Hingga sesi perdagangan siang ini berlangsung, Rupiah masih bertengger di kisaran Rp15.469 per Dolar AS atau melemah sangat tipis 0,06 persen. Praktis, sentimen bertahannya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan belum mampu sepenuhnya menepis kecenderungan sentimen suram di pasar uang global.

Sementara pantauan pada pasar Asia menunjukkan, gerak yang seragam menginjak zona pelemahan terbatas. Mata uang Asia tercatat hanya menyisakan Peso Filipina dan Ringgit Malaysia yang masih berupaya bertahan di zona penguatan sempit dan sangat rentan untuk beralih ke zona pelemahan.

Nilai tukar Baht Thailand, Rupee India, Dolar Hong Kong dan Dolar Singapura bersama dengan Rupiah masih terjerembab dalam zona pelemahan. 

Prospek Rupiah hingga akhir perdagangan sore ini, diyakini masih akan berupaya beralih ke zona hijau dan terjebak di rentang terbatas. Ketiadaan sentimen positif domestik dari rilis data perekonomian terkini serta sentimen regional yang dominan, membuat sentimen Sri Mulyani gagal mengangkat Rupiah dalam taraf signifikan. rmol.id

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Menteri PANRB Jangan Jadi Firaun Baru

Selasa, 11 Maret 2025 | 07:13

Kemenkeu Belum Rilis APBN 2025, Rocky Gerung: Ada Data yang Disembunyikan?

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:45

Kejar Sampai Banyumas, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:31

Gubernur Jateng Optimistis Capai Target Pangan 11 Juta Ton

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:16

Terlena Naturalisasi dan Tendangan Erick

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:01

Dijemput Paksa, Pengusaha Haji Alim Dijebloskan Kejari Muba ke Rutan Palembang

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:58

Impor Gula Vs Penghuni Usus

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:56

Kekayaan Menteri PU Dody Hanggodo di LHKPN, Sering Pakai Ikat Pinggang Hermes

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:51

LPH Quality Syariah Dukung BPJPH Jadikan Indonesia Pusat Halal Dunia

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:42

Buntut Penundaan Pelantikan, Ratusan CPPPK Banjarnegara Ancam Geruduk Jakarta

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:18

Selengkapnya