Berita

Bahlil Lahadalia singgung Ketum Golkar yang dekat dengan presiden/RMOL

Politik

Ketum Golkar Dekat dengan Presiden, Bahlil: Kenapa Saya Enggak Boleh?

RABU, 21 AGUSTUS 2024 | 13:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ketua Umum Partai Golkar definitif Bahlil Lahadalia menyinggung soal ketua umum beringin terdahulu yang dekat dengan presiden. namun dirinya seolah tidak diinginkan menjadi ketum karena dekat dengan presiden.

Hal itu disampaikan Bahlil ketika menyampaikan visi dan misi menjadi caketum Partai Golkar, pada Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8).

Awalnya, Bahlil menceritakan soal dirinya ketika berproses di Partai Golkar wilayah Papua yang tidak bisa dibilang mudah. 


“Saya mau cerita sejarah saya masuk ke Partai Golkar. Saya waktu berproses di Golkar itu di Papua. Untuk masuk menjadi pengurus DPP Golkar, sulitnya minta ampun,” kata Bahlil di podium.

Bahlil menuturkan, pada 2010 lalu, dia berniat masuk organisasi sayap partai, AMPI, karena ingin masuk ke jajaran DPP Partai Golkar di Slipi hingga akhirnya dia bertarung menjadi anggota di Hipmi.

“Karena apalah kita sebagai orang daerah kalau enggak punya jaringan. Ternyata kalah saya di AMPI. Untuk membuat haluan saya agar tidak terus terhalang, saya fight di Hipmi. Setelah saya fight di Hipmi, saya berproses masuk ke pemerintah,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bahlil kemudian menceritakan soal Akbar Tanjung yang bertarung dengan Jusuf Kalla pada pemilihan Ketum Golkar. Di mana akhirnya dimenangkan Jusuf Kalla lantaran dekat dengan pemerintahan SBY kala itu.

“Pak JK menang pun, karena ada kedekatan dengan pemerintah. Beliau adalah wakil presiden. SBY adalah presidennya. Begitu selesai, muncul Pak Aburizal Bakrie fight dengan Pak Surya Paloh,” katanya.

“Pak Surya Paloh pasti waktu itu mendapat dukungan Pak JK. Saat itu Pak JK sudah selesai dari wapres. Pak Ical didukung oleh Pak SBY dan kemudian Pak Ical juga menang,” sambungnya. 

Lantas, Bahlil juga menceritakan soal Setya Novanto yang menang di Munaslub Partai Golkar di Bali, yang kala itu menjabat Ketua DPR RI dan dekat dengan Presiden Joko Widodo.

“Begitu juga selesai, masuk ke zaman Pak Airlangga. Pak Airlangga juga menang dekat dengan presiden. Sebagai menteri perindustrian. Nah kemudian saya muncul menjadi salah satu kompetitor. Mazhab saya sebenarnya mazhab kompetisi. Karena sebenarnya saya lahir benar-benar berjuang, untuk mendapatkan suatu rejeki,” jelasnya.

Bahlil kemudian menyinggung pihak-pihak yang mengkorelasikan dirinya dekat dengan pemerintah hingga bisa menang menjadi ketua umum partai beringin. 

“Jadi memang mazhab saya mazhab kompetisi. Ketika proses munas Golkar kali ini, saya pun dianggap mendapat dukungan dari pemerintah dan dianggap salah,” ucapnya.

“Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah. Kok saya dinyatakaan salah?” tanyanya.

Bahlil menambahkan, dia berasal dari orang kecil di bagian Timur Indonesia yang berhasrat menjadi pemimpin, dan ingin mengembalikan khittah Golkar yang kerap dekat dengan pemerintah.

“Apa yang membuat seperti itu? Apakah karena memang saya adalah kader dari ufuk timur, yang bukan anak siapa siapa di Jakarta ini? Apakah memang pengurus DPD I Golkar se-Indonesia enggak boleh mencalonkan diri jadi calon Ketum Golkar?” tanyanya lagi.

“Saya pikir, lewat sebuah pemikiran besar, Golkar dilahirkan sebagai instrumen politik pemerintah. Maka saya pikir Golkar harus kembali ke perjuangannya,” demikian Bahlil.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya