Berita

Ilustrasi Foto/Net

Bisnis

Platform CoFis Perkuat Hilirisasi Perikanan Melalui Digitalisasi

SENIN, 30 OKTOBER 2023 | 15:05 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Platform CoFis (Collaboration for Fisheries Information System). diluncurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM)

Platform ini merupakan kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendukung program prioritas ekonomi biru yang digagas KKP dan program terobosan BPPSDM.

Latar belakang dibangunnya platform ini adalah keinginan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha secara lebih optimal, salah satunya teknologi ikan patin perkasa dan teknologi pembenihan, pendederan, pembesaran, vaksin.

Untuk itu perlu hilirisasi berupa peningkatan adopsi teknologi perikanan dan kolaborasi berupa pelaksanaan hilirisasi teknologi ikan patin yang melibatkan lebih banyak mitra, tersegmentasi unit kerja, dan bersifat searah.

“Kami mendukung kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh Pusriskan (Pusat Riset Perikanan BPPSDM). Karena itu, kami menyambut baik dan mengapresiasi platform CoFis yang digagas oleh Pusriskan tersebut,” ujar Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta dalam keterangannya, Senin (30/10).

“Kami berharap platform CoFis dapat mendukung program prioritas KKP serta program terobosan BPPSDM seperti VOGA (Vocational Goes to Actors) dan SFV (SMART Fisheries Village atau desa perikanan cerdas). Kami juga mendorong Pusriskan untuk mengimplementasikan sinergi platform CoFis ini dengan Command Center BPPSDM,” tambah Nyoman.

Seiring dengan transformasi BRSDM menjadi BPPSDM, program dan kegiatan pada satuan-satuan kerja lingkup BPPSDM berfokus pada pengembangan SDM kelautan dan perikanan, termasuk Pusriskan. CoFis merupakan salah satunya.

Kepala Pusriskan Yayan Hikmayani mengatakan, CoFis merupakan design program kolaborasi hilirisasi teknologi perikanan untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha ikan. Selain berupa dokumen, juga CoFis yang merupakan Platform digital untuk kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha.

“Platform digital CoFis dapat digunakan untuk meningkatkan keterjangkauan akses bagi pelaku usaha perikanan di wilayah remote area dan Grand design yang mengelaborasikan, teknologi, kegiatan hilirisasi, dan bentuk kolaborasi untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha melalui kolaborasi antar stakeholders. Platform digital yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterjangkauan dan modul pelatihan terstandar,” tutur Yayan.

Menurutnya, terdapat beberapa terobosan inovasi, seperti nilai tambah bagi organisasi dan stakeholder, yaitu tersedianya panduan dan kebijakan untuk kolaborasi hilirisasi teknologi ikan patin, tersedianya platform digital CoFis untuk peningkatan kinerjanya, target organisasi dapat tercapai melalui kontribusi CoFis. Bagi stakeholder, adanya kemudahan akses, sebagai upaya negara hadir dan menghasilkan masyarakat kelautan dan perikanan yang unggul dan berdaya saing.

Inovasi lainnya adalah terkait kebaruan, yaitu berupa grand design kolaborasi hilirisasi teknologi untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha patin serta platform digital yang dapat digunakan untuk memperluas jangkauan penggunanya.

“Selain itu, CoFis dapat digunakan untuk program sejenis yang bertujuan meningkatkan kapasitas SDM pelaku utama yang berada di remoute area. CoFIS juga Sesuai dengan nilai-nilai organisasi, core values ASN Ber-AKHLAK dan menerapkan regulasi Sisnas Iptek berdasarkan UU 11 Tahun 2019,” ungkap Yayan.

Lokasi uji coba CoFis dilakukan pada SFV Patin Perkasa di Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Komoditasnya adalah Ikan Patin Perkasa yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 75/KEPMEN-KP/2018.

Berbeda dengan patin biasa, Patin Perkasa memiliki berbagai keunggulan diantaranya, pertumbuhan lebih cepat 16,61-46,42 persen, produktivitas lebih tinggi 11,27-46,41 persen, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah 5,6-16,3 persen. Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan lebih rendah 4,45-17,92 persen, B/C ratio pembesaran lebih tinggi 14,71-48,48 persen, serta kelangsungan hidup sekitar 98,29 persen.

Yayan berharap, platform CoFis dapat memberikan berbagai manfaat, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Manfaat jangka pendeknya antara lain terciptanya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang jenis teknologi dan inovasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menghasilkan efisiensi, efektivitas dan nilai tambah.

Sementara itu, manfaat jangka panjangnya antara lain peningkatan jangkauan penggunaan CoFis; tumbuhnya pelaku usaha patin yang unggul dan berdaya saing; serta gambaran dampak dan keberhasilan hilirisasi teknologi, sehingga dapat memastikan bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dan membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

Selain dapat memberikan berbagai manfaat tersebut, Yayan juga berharap melalui CoFis ini kapasitas pengetahuan masyarakat meningkat, teknologi yang digunakan dan produktivitas usaha patin meningkat.

Diharapkan juga tingkat adopsi teknologi patin meningkat, melalui pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha. Selain itu, pelaksanaan hilirisasi teknologi patin bersinergi atau melibatkan banyak mitra, berbagai peran dan bersifat multi arah.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya