Berita

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi (tengah)/Ist

Nusantara

Tingkatkan Produktivitas Padi pada Musim Rendeng, Kementan Latih Jutaan Petani dan Penyuluh

JUMAT, 20 OKTOBER 2023 | 14:29 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Guna meningkatkan produksi dan produktivitas padi pada musim rendeng 2023/2024,
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Vol 9.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, PSPP ini sejalan dengan arahan Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Adi, untuk men-skill up (meningkatkan) kemampuan para petani dan penyuluh.

"Kementan saat ini, seperti yang berkali-kali disampaikan oleh Bapak Mentan, bahwa musim tanah pertama ini kudu sukses meningkatkan produktivitas dan produksi padi," kata Dedi dalam konferensi pers persiapan PSPP Vol. 9 Tahun 2023, dengan tema "Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng Tahun 2023/2024", Kamis (19/10).

"Kementan saat ini, seperti yang berkali-kali disampaikan oleh Bapak Mentan, bahwa musim tanah pertama ini kudu sukses meningkatkan produktivitas dan produksi padi," kata Dedi dalam konferensi pers persiapan PSPP Vol. 9 Tahun 2023, dengan tema "Peningkatan Produktivitas Padi Musim Rendeng Tahun 2023/2024", Kamis (19/10).

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu berharap, melalui PSPP para petani para penyuluh lebih siap melaksanakan program Kementan dengan baik. Sehingga produktivitas dan produksi padi pada bulan Februari dan Maret bisa meningkat.

Terlebih, kata dia, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) akan ada kemunduran musim hujan antara satu hingga tiga dasarian.

"Artinya bakal ada kemunduran jadwal tanam 10 hingga 30 hari di beberapa wilayah Indonesia," tuturnya.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, ketersediaan pangan dalam jumlah cukup dan harga terjangkau di Indonesia, bahkan di dunia, merupakan isu yang penting.

"Berbagai pihak mengemukakan apabila usaha-usaha dalam rangka pencegahan adanya kekurangan pangan tidak dilakukan, maka suatu negara seperti Indonesia bahkan dunia akan mengalami krisis pangan," paparnya.

Dedi menambahkan, beberapa indikasi penyebab kekurangan pangan sudah terlihat dari faktor makro dan mikro. Seperti laju pertumbuhan penduduk, iklim ekstrim, krisis politik, krisis ekonomi dan keamanan, serta akses pangan. Selain itu, pangan yang tersedia dan laju pertumbuhan lahan pangan semakin mengecil.

"Hal lain adalah harga pangan dari waktu ke waktu akan mengalami kecenderungan naik, dan krisis pangan di Indonesia bukan karena stok terbatas akan tetapi lebih karena keterbatasan akses ke pangan," jelas Dedi.

Sehingga, strategi ketahanan pangan nasional hendaknya tidak hanya diarahkan untuk mencapai kecukupan pangan.

"Tetapi juga lebih diarahkan untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan pangan (swasembada pangan) serta peningkatan daya saing produk-produk pangan nasional," tegasnya.

Dedi menambahkan, kinerja subsektor budidaya sangat penting untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan bahkan meningkatkan ekspor.

"Upaya ini dapat diwujudkan dengan peningkatan efisiensi melalui penerapan smart farming dan integrated farming ataupun ekstensifikasi, melalui program food estate dan urban farming serta program lain dari Kementerian Pertanian," katanya.

Untuk itu, upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi diarahkan pada pemenuhan sarana produksi yang lengkap, guna mendukung pelaksanaan Good Agricultural Practices (GAP) mulai dari pengolahan lahan, pemilihan benih berkualitas, pemupukan, pengelolaan OPT Terpadu sampai pada panen dan pascapanen, memerlukan kualitas dan kuantitas SDM pertanian yang memadai sebagai pelaku utama dan pelaku pendukung.

"Hal ini menuntut peningkatan kinerja penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan pertanian sebagai fungsi peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui pendampingan efektif kepada pelaku usaha tani di lapangan" urainya.

Adapun PSPP Volume 9 Tahun 2023 akan dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada 24?"26 Oktober 2023. Dilakukan secara tatap muka di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi, maupun secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian dan lokasi lainnya.

Hadir sebagai narasumber antara lain Badan Pangan Nasional, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, BBPSIP Sukamandi, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Praktisi, dan Widyaiswara.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1 juta orang, terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang akan mengikuti secara tatap muka BBPMKP Ciawi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya