Berita

Kerusuhan di Pulau Rempang/ist

Politik

Tragedi Rempang, Rakyat Sudah Muak dengan Investasi Asing-Aseng

SENIN, 18 SEPTEMBER 2023 | 07:39 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Tragedi Pulau Rempang menjadi perjalanan kelam konflik lahan antara pemerintah-pengusaha-investor dengan masyarakat. Kesan pemerintah lebih mementingkan investor ketimbang rakyatnya sangat kentara sekali dalam tragedi Rempang ini.

Ketua Front Nelayan Indonesia (FNI) Rusdianto Samawa menilai, Presiden Jokowi atas nama pemerintah harus bertanggung jawab terhadap konflik yang tak kunjung selesai itu.

"Pak Presiden harus bertanggung jawab atas gusur menggusur itu alias menjajah negeri sendiri. Rakyat sudah muak dengan investasi aseng-asing yang selama ini terkesan kerdilkan rakyat Indonesia," ujar Rusdianto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/9).


Menurut dia, warga yang bentrok dengan aparat itu merupakan usaha mempertahankan tanah leluhur Melayu yang sudah lama domisili di sana. Masyarakat Pulau Rempang tak ada pilihan lain, melawan kezaliman rezim dan menegakkan keadilan atas perampasan hak adat atas nama investasi.

"Pak Presiden, belum terlambat melakukan evaluasi dan setop investasi kaca yang menyayat hati itu. Rezim ini sudah kelewatan memberi jalan karpet merah pada aseng-asing yang membuat rakyat terbuang dari tanah leluhurnya," jelas dia.

Dia membeberkan bahwa pembangunan Rempang Eco City telah menggusur 1.835 bangunan di daerah Rempang. Hal itu merujuk Laporan Percepatan Investasi Pulau Rempang Direktorat Pengelolaan Pertanahan Badan Pengusahaan (BP) Batam yang diterbitkan pada Oktober 2022.

"Tugas Pak Presiden, mestinya menghadirkan keadilan sosial yang sungguh-sungguh sebagaimana amanat UUD 1945. Realitasnya, kekuasaan rezim saat ini, sangat mencabik-cabik kedaulatan bumi pertiwi Indonesia," tegasnya.

Menurut Caleg Dapil NTB I dari Partai Ummat ini, tak ada gunanya investasi Rp170 triliun yang dibanggakan itu kalau rakyat Pulau Rempang menderita selama-lamanya.

"Tergorok mati di negeri sendiri karena kejahatan bengisnya kekuasaan yang menerima rayuan oligarki rakus. Pak Presiden harus nasehati secara baik dan benar semua menteri-menteri atas keluarnya peraturan kawasan Proyek Strategis Nasional," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya