Berita

Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan/Net

Publika

Pidato Doa Anies, Cerminan Sikap Tawadhu Namun Tajam

OLEH: GUS MAHASIN NURSALIM*
RABU, 19 JULI 2023 | 07:41 WIB

DOA adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam agama, doa memiliki arti permohonan, harapan, dan bahkan pujian. Tanggal 16 Juli 2023 kemarin, kita melihat hal menarik saat acara Apel Siaga Perubahan yang diselenggarakan oleh Partai Nasdem di Senayan, Jakarta. Bacapres Anies Baswedan yang diberi kesempatan utama orasi malah memanjatkan doa. Doa itu hampir semuanya diucapkan dalam Bahasa Indonesia.

Mengapa pembacaan doa Anies ini menarik? Anies memilih melakukan pembacaan doa dari pada orasi berapi-api sebagaimana umumnya dilakukan oleh seorang bakal calon presiden. Ini justru menunjukkan adab seorang Anies Baswedan.

Dia tidak mau berpidato panjang berapi-api di hadapan tokoh senior pendiri sekaligus ketua partai yang telah memilihnya menjadi seorang calon presiden, yaitu Surya Paloh. Doa Anies adalah bentuk ke-tawadhu-an Anies kepada Surya Paloh yang secara umur maupun kiprah politik jauh lebih tinggi dibanding dirinya.


Adab Anies Baswedan ini sesungguhnya mengikuti ajaran Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Imam Al-Ghazali mengajarkan, bahwa inti dari tawadhu adalah memandang orang lain memiliki kemuliaan lebih dibanding dirinya. Dengan kata lain selalu husnuzon (baik sangka) kepada orang lain.

Bila orang itu lebih muda, “Bisa jadi orang muda itu belum banyak maksiat, sedangkan aku lebih banyak berbuat dosa. Bila orang itu lebih tua, “Dialah hamba Allah yang hidup lebih dahulu sebelum aku dan lebih banyak pengalaman dariku.”

Dus, Anies menunjukkan sikap tawadhu kepada Surya Paloh dan jajaran Partai Nasdem dengan cara membaca doa dibanding berorasi berapi-Api. Kesempatan orasi sepenuhnya diberikan kepada orang yang dia hormati yaitu Surya Paloh. Usai doa, Anies langsung memberikan pengantar untuk mempersilahkan Surya Paloh menyampaikan orasi politiknya.

Meski Datar, Namun Tajam

Membaca doa tentu tak mungkin dengan berapa-api nan menggelegar. Musti dengan suara datar dan bahkan melirih. Namun bukan berarti tanpa makna dan kekuatan. Doa yang dibaca Anies isinya justru powerful, menyentuh, cakupannya luas, dan topiknya menukik tajam pada persoalan yang sedang dihadapi rakyat kebanyakan.

Dalam Islam, doa disebut sebagai ‘saiful Muslimin’ (pedangnya para muslim). Doa adalah penebas segala rintangan dan pembuka bagi datangnya kemenangan. Dan hari itu, Anies telah mengayunkan pedang penebas rintangan dan pembuka kemenangan itu.
 
Sejak awal membacakan doa, Anies sudah mendaraskan doa kepada seluruh anak negeri, apa pun latar belakangnya. Anies mendoakan agar negara memiliki perhatian yang lebih kepada warganya dan memiliki sikap welas-asih. Negara harus berdiri di depan untuk mengatasi berbagai masalah dan kesulitan rakyatnya. Negara harus mendukung seluruh warganya untuk meraih mimpi dan cita-citanya. Negara juga harus sigap melindungi setiap anak bangsa dari marabahaya dan penindasan. Di sisi lain, negara juga harus memberikan rasa aman, kesehatan, dan kesejahteraan.

Doa disampaikan Anies juga inklusif untuk semua golongan. Anies tak banyak melantunkan doa dalam bahasa Arab, melainkan dalam bahasa Indonesia sehingga mudah dipahami. Anies mengutip kalimat dari agama lain yang secara substantif memiliki kesamaan dengan kalimat doa dalam Islam. Anies bahkan memanggil Tuhan (Allah) dengan bahasa Jawa, “Gusti Ingkang Murbeng Dumadi (Tuhan yang menciptakan mahluk).

Anies mendoakan petani, peternak, nelayan, pedagang, apparat pemerintah, aparat penegak hukum, tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, pekerja di luar negeri, kaum difabel, keluarga, dan bahkan orang yang sedang jatuh cinta. Juga doa untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan murah, rumah nyaman, pendidikan berkualitas, hingga transportasi umum yang nyaman dan setara. Tak lupa, doa agar lapangan kerja yang luas bisa tersedia.  

Apa yang disampaikan oleh Anies Baswedan dalam doa-doanya, hakikatnya adalah doa dari seorang pemimpin untuk negeri yang dicintainya. Agar, terwujud negeri madani, yang menjamin kesetaraan dan menghadirkan Keadilan sosial bagi semua, di mana pun mereka berada. Mulai dari Sabang sampai Merauke, mulai dari Miangas hingga Pulau Rote.

*Penulis adalah pengasuh Ponpes Tahfidul Quran, Narukan, Rembang

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya