Pesantren Lateng di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur/Ist
Pesantren Lateng, tempat berdirinya organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, Gerakan Pemuda Ansor, bakal didaftarkan menjadi cagar budaya.
“Bangunannya sangat luar biasa, masih original, apalagi ini tempat bersejarah,” tutur anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Jawa Timur, Endang Prasanti, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (7/7).
Endang Prasanti sudah mengunjungi Pesantren Lateng yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Juni lalu.
Dia meyakini pesantren itu diduga kuat sebagai obyek cagar budaya. Begitu pula dengan bangunan masjidnya yang terletak dalam satu kawasan.
“Tapi nanti perlu kajian lebih jauh. Apa penetapannya berupa bangunan ataukah kawasan,” kata Endang.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan siap mendukung pendaftaran Pesantren Lateng menjadi cagar budaya.
Pihaknya siap berkolaborasi mengawal inisiatif warga dalam melindungi situs-situs bernilai cagar budaya.
“Pada prinsipnya kami sangat mengapresiasi langkah masyarakat dan siap untuk memfasilitasi,” kata Ipuk.
Kompleks pesantren yang ada di Jalan Riau, Kelurahan Lateng, Banyuwangi, itu diajukan sebagai cagar budaya atas inisiatif Takmir Masjid Kiai Saleh, Dewan Kesenian Blambangan, dan Komunitas Pegon, dikawal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Pengajuan itu didasarkan pada dua hal. Pertama, fisik bangunan yang masih terjaga orisinalitasnya. Yang kedua, secara historis gedung itu menyimpan sejarah penting dalam perjalanan bangsa.
“Jika kita lihat, bangunannya masih berarsitektur art deco khas bangunan masa kolonial. Ubin dan tembok-temboknya menyiratkan secara kuat,” ungkap founder Komunitas Pegon, Ayung Notonegoro. Menurutnya, bangunan itu dibangun pada 1918.
Pesantren itu juga memiliki sisi historis luar biasa. Pada 24 April 1934, tempat itu menjadi arena sidang Majelis Syuriyah Muktamar ke-IX Nahdlatul Ulama.
Sidang itu menghasilkan sejumlah keputusan penting, di antaranya diterimanya Anshoru Nahdlatoel Oelama (ANO) sebagai bagian resmi dari NU.
“ANO ini kini dikenal sebagai Gerakan Pemuda Ansor. Badan otonom NU yang memiliki keanggotaan terbesar dalam organisasi kepemudaan di dunia,” jelas Ayung.
Selain memiliki bangunan yang berpotensi menjadi cagar budaya, Pesantren Lateng juga menyimpan sejumlah manuskrip kuno yang juga berpotensi menjadi cagar budaya.
Seperti halnya Babad Tawangalun beraksara Pegon ataupun naskah-naskah dari Kesultanan Palembang, kekayaan koleksi naskah dan kitab yang tersimpan di tempat itu menjadikannya sebagai tuan rumah Festival Kitab Kuning 2023.