Berita

Jokowi meninjau jalan rusak di Lampung, Jumat (5/5)/Ist

Dahlan Iskan

Bisul Rusak

SENIN, 08 MEI 2023 | 04:59 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

PUN di tengah sikut-sikutan capres-cawapres, Bintang Rakyat-nya tetap Presiden Jokowi. Presiden dianggap menjadi orang yang paling mendengarkan aspirasi rakyat kecil di daerah miskin.

Di tengah memuncaknya persilatan calon presiden, Pak Jokowi justru ke pedalaman Lampung. Sekadar melihat jalan rusak.

Itu bukan jalan rusak biasa. Jalan rusak pasti banyak. Di mana-mana. Tapi tidak seperti jalan rusak di Lampung. Viralnya bukan main.

Sudah nasib baik jalan rusak di Lampung: mendadak terkenal. Sampai dilihat sendiri oleh seorang presiden.

Sebenarnya bukan sekadar karena jalan rusak itu diunggah ke medsos. Tapi hanya karena terjadi ''kecelakaan'' di medsos.

Yang mengunggah jalan rusak pasti banyak tapi yang sampai menikmati ''kecelakaan'' hanyalah jalan di Lampung.

Seandainya unggahan medsos tersebut dibiarkan begitu saja tidak akan menarik perhatian. Masalahnya unggahan itu dijadikan perkara di polisi. Seorang pengacara Lampung mengadukan si pengunggah ke polisi. Si pengunggah dianggap melakukan tindak pidana: penghinaan terhadap rakyat Lampung. Lalu dianggap melanggar UU ITE.

Keruan saja pembelaan kepada si pengunggah datang bagai badai. Dukungan datang dari sejagad medsos. Materi yang disampaikan oleh si pengunggah adalah benar: khususnya soal jalan rusak. Rakyat Lampung tahu itu. Melihat itu. Mengalami sendiri tersiksanya di jalan rusak itu. Bertahun-tahun pula.

"Provinsi Dajjal," koar si pengunggah di TikTok-nya. Sebagai anak muda asli Lampung si pengunggah sudah amat jengkel. Kampungnya di jalan rusak itu. Sejak ia sekolah di SD sudah rusak. Ketika ia sudah mahasiswa juga masih rusak. Tambah berat.

"Provinsi Dajjal".

Kata ''dajjal'' itulah yang membuat si pengacara merasa dirinya dianggap bagian dari dajjal. Lalu membuat pengaduan ke polisi. Tapi mungkin saja si pengacara ingin membela gubernur Lampung. Atau ingin mengambil hati gubernur Lampung. Si pengacara, Gindha Ansori, memang orang dekat gubernur. Ia juga pengacara sang kepala daerah.

Sebenarnya Gindha bukan pengacara abal-abal. Ia termasuk sedikit pengacara yang lurus. Ia juga mantan aktivis pergerakan. Tapi seluruh-lurus orang pernah juga berjalan di jalan rusak. Ia salah ''membaca'' medsos. Dengan sikapnya itu si jalan rusak justru menjadi korban teraniaya. Sudah rusak teraniaya pula.

Drama berikutnya: orang tua si pengunggah mendapat tekanan dari atas. Si orang tua adalah pegawai negeri. Di pedalaman Lampung Tengah. Bayangkan betapa ketakutan bila seorang pegawai negeri punya anak yang dianggap menyerang penguasa. Ibunya hanya seorang penjual jagung rebus.

Si pengunggah sendiri kini juga gelisah. Ia sendiri pasti aman. Ia tinggal di Australia. Jadi mahasiswa di sana. Tapi ia mendengar orang tuanya lagi tertekan. Anak mana yang tenang kalau orang tuanya terancam.

Nama anak ini: Bima Yudho Saputro. Ganteng. Rambut ikal. Kulit bersih. Saya gagal mendapat jawaban dari HP-nya. Dari medsos saya tahu ia sudah berencana untuk mencari visa khusus: yang bisa menjamin keamanannya di Australia. Ia juga lagi berpikir, kalau memang terancam, akan pindah menjadi warga negara Australia.

Rasanya itu tidak perlu. Tidak akan sejauh itu. Kemarin-kemarin mungkin memang sangat tegang. Tapi semua ketegangan di Lampung itu sudah mencapai puncaknya. Bahkan sudah meledak. Ledakannya terjadi Jumat lalu: ketika Presiden Jokowi ke Lampung. Ibarat bisul yang membesar, mengencang, dan memerah, kini bisul itu sudah meletus. Semua laharnya sudah habis dimuntahkan. Setelah itu bisulnya, mestinya, akan kempes sendiri.

Kecuali masih ada dendam.

Seharusnya tidak. Toh sudah ada jalan keluarnya. Bahkan Presiden Jokowi menegaskan: pemerintah pusat akan mengambil alih jalan rusak itu. Berarti sebentar lagi jalan tersebut akan menjadi mulus. Dengan kualitas kemulusan jalan nasional.

Memang tidak mungkin daerah mampu memperbaiki semua jalan rusak. Anggarannya terbatas. Lebih terbatas lagi visi infrastrukturnya. Juga visi penganggaran APBD-nya.

Sistem penganggaran sudah dipatok sesuai dengan aturan yang ada. Anggaran terbesar masih juga habis untuk gaji pegawai dan biaya rutin. Maka untuk kasus jalan rusak seperti itu kepala daerah mudah sekali berkilah: anggaran tidak cukup. Anggaran perbaikan jalan dibatasi persentasenya: yang rusak baru akan selalu lebih panjang dari yang rusak lama yang mampu diperbaiki.

Kepala daerah juga bisa berkilah: terbitnya Peraturan Menteri Keuangan No 212 tahun 2022. Peraturan itu mewajibkan para kepala daerah untuk lebih banyak menggunakan anggaran untuk pendidikan dan kesehatan. Maka bupati Lampung Tengah yang sudah menganggarkan Rp 200 miliar untuk jalan rusak, memangkasnya tinggal Rp 40 miliar.

Gubernur Lampung sendiri, Arinal Djunaidi, terlihat mendampingi Presiden Jokowi saat meninjau jalan rusak yang top itu. Ia berada di belakang presiden. Di sebelah menteri PU yang hebat itu, Basuki Hadimuljono. Ekspresi wajah gubernur biasa saja.

Yang lebih sering tampak di samping Presiden Jokowi, dan banyak senyum, adalah Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Tentu yang ditinjau itu bukan jalan milik BUMN. Juga bukan jalan yang akan diperdagangkan. Bahwa dua menteri itu di sebelah presiden rasanya karena dua-duanya putra terbaik Lampung.

Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad justru tidak kelihatan di sekitar presiden. Tapi itu justru membuatnya selamat. Tidak ada sorotan ke sang bupati. Sorotan justru ke gubernur Lampung. Itu karena banyak yang mengira pengaduan pengacara tersebut atas suruhan gubernur.

Sebenarnya bupati Lampung Tengah sendiri ingin sekali menyambut kedatangan presiden. Ia sudah siap berada di kecamatan Rumbai. Bersama semua pejabat daerah dan masyarakat. Mereka berkumpul di titik yang direncanakan. Di Rumbai itulah, menurut rencana, Presiden Jokowi akan mendarat pakai helikopter.

Ternyata presiden hanya naik mobil. Lewat jalan tol Lampung - Palembang. Rombongan presiden keluar dari tol di exit Kota Baru. Lalu menuju arah Lampung Tengah. Tapi rombongan itu ternyata menuju Siputih Banyak, dekat Siputih Raman. Bupati tidak mungkin lagi sempat mengejar presiden ke Siputih Raman.

Saya bisa membayangkan betapa rakyat sangat puas dengan sikap presiden Jokowi. Emosi rakyat seperti terwakili habis oleh presiden. Terhadap caranya ke Lampung. Terhadap caranya naik Mercy, lalu naik mobil yang lebih cocok dengan jalan rusak. Juga lewat caranya berkomentar: saking mulusnya jalan di Lampung, presiden bisa tidur nyenyak di dalam mobil.

Bisul Lampung telah meledak. Gunung telah meletus. Semua lahar panas telah termuntahkan dengan tuntas. Rakyat gembira. Puas. Pun seandainya jalan rusak itu agak lama diperbaikinya.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Bey Machmudin Ogah Dipinang Demokrat Maju Pilgub Jabar

Rabu, 15 Mei 2024 | 02:41

UPDATE

Rupiah Tertekan ke Level Rp15.985 per Dolar AS

Jumat, 17 Mei 2024 | 12:08

Makan Siang Gratis Didorong Jadi Social Movement

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:44

Adik Kim Jong Un Bantah Ada Transaksi Senjata dengan Rusia

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:40

Kementerian Baru Harus Akomodir Kebutuhan Anak Muda

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:30

Penertiban NIK Jangan Sampai Ganggu Hak Nyoblos Warga

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:29

Kapal Pembawa Pasokan Senjata Israel Dilarang Berlabuh di Spanyol

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:24

Prabowo Mesti Coret Nadiem Makarim dari Daftar Menteri

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:20

Rumah Mewah Bak Istana Tersangka Korupsi Timah Disita

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:18

Stafsus BKPM Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara

Jumat, 17 Mei 2024 | 11:03

Tokoh Masyarakat Jagokan Dailami Maju Pilgub Jakarta

Jumat, 17 Mei 2024 | 10:51

Selengkapnya