Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Suluh

Dilanjut atau Diubah?

SENIN, 20 MARET 2023 | 16:45 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

DUA pertanyaan mendasar yang selalu hadir dalam setiap ajang pemilihan. Bagi yang merasa kepemimpinan organisasi sudah baik dan benar, maka opsi melanjutkan akan jadi pilihan mayoritas anggota organisasi. Sementara hal kebalikan terjadi jika kepemimpinan organisasi tidak berjalan baik. Perubahan akan jadi pilihan.

Pertanyaan ini pula yang muncul di tahun politik Indonesia. Apakah kepemimpinan Presiden Joko Widodo perlu dilanjutkan, tentu oleh presiden lain yang terpilih pada Pilpres 2024? Ataukah presiden terpilih nanti perlu melakukan perombakan total karena roda pemerintahan saat ini dinilai salah berputar?

Sejauh ini empat poros koalisi diyakini akan terbentuk hingga pencapresan. Pertama ada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri Golkar, PAN, dan PPP. Meski kali pertama dideklarasikan sebagai koalisi, KIB masih juga berkutat pada siapa calon presiden yang akan diusung.

Kedua, ada Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKB. Koalisi ini diyakini akan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Sementara cawapres digadang akan diisi Muhaimin Iskandar, namun demikian hal tersebut masih banyak disangsikan.

Ketiga, ada PDIP Perjuangan yang bisa berjalan sendiri mengusung pasangan capres dan cawapres karena kursi mereka di DPR RI telah memenuhi presidential threshold. Terakhir, ada Koalisi Perubahan yang diisi Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS. Koalisi ini memunculkan nama Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan diusung.

Terbagi 2 Poros


Sekilas memang tampak akan ada 4 pasangan calon presiden yang tampil pada Pilpres 2024. Namun tidak demikian jika koalisi akhirnya dikerucutkan menjadi dua poros. Yaitu, poros yang ingin kerja-kerja Presiden Joko Widodo dilanjutkan dan poros yang ada perubahan dalam kepemimpinan pasca Jokowi.

Berdasarkan uraian di atas, maka poros koalisi pertama, kedua, dan ketiga bisa dikelompokkan menjadi satu. Ini lantaran, KIB, KKIR, dan PDIP adalah partai-partai yang saat ini menjadi pendukung utama Presiden Jokowi di pemerintahan. Ketiganya sudah bisa dipastikan akan menjadi pelanjut dari cita-cita pembangunan Jokowi selama ini.

Sementara Koalisi Perubahan akan konsisten dengan namanya, yaitu membuat perubahan bagi Indonesia. Sekalipun dalam koalisi ini ada Partai Nasdem yang membantu Jokowi sejak periode pertama. Tapi dua partai lainnya selalu berada di luar pemerintah dan Anies Baswedan juga dianggap sebagai antitesa Jokowi.

PDIP sudah secara tegas menolak berkoalisi dengan kelompok ini karena dinilai berseberangan dengan cita-cita Jokowi dan partai mereka. Di satu sisi, PDIP berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin hanya ada dua poros tercipta pada Pilpres 2024 nanti demi efisiensi anggaran. 

Indonesia Butuh Mana?


Pembangunan infrastruktur di era Jokowi memang terbilang massif. Jalan tol, bandara, kereta cepat, hingga bendungan dibangun secara gila-gilaan. Bahkan Jokowi juga masih ingin memindahkan ibukota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, di Kalimantan Timur. Kondisi ekonomi juga selalu diklaim baik sekalipun pembangunan tidak pernah putus, apalagi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dipimpin oleh menteri berpredikat terbaik dunia.

Bagi mereka yang ingin gaya kepemimpinan Jokowi dilanjutkan, tentu akan memiliki poros pertama. Pemilih adalah kelompok penikmat pembangunan di era Jokowi.

Sementara yang ingin adanya perubahan akan mengangkat dampak dari pembangunan yang dilakukan Jokowi. Yang paling ketara saat ini adalah soal utang negara yang terus membengkak. Angkanya kini sudah mencapai Rp 7.861,68 triliun per Februari 2023. Jumlah tersebut naik Rp 106,7 triliun dari posisi utang bulan sebelumnya yang mencapai Rp 7.754,98 triliun. Kata pemerintah masih aman, sebab rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini mencapai 39,09 persen. Tapi rasio ini lebih besar dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 38,45 persen dari PDB.

Ada juga kelompok yang kecewa lantaran sempat berharap Jokowi mampu memenuhi janji membawa Indonesia terbang ke pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen. Nyatanya, selama 10 tahun Jokowi hanya mentok di angka 5 persen, jauh dari apa yang pernah dijanjikan.

Terlepas dari itu, pilihan untuk melanjutkan atau melakukan perubahan akan berdampak pada masa depan partai. PDI Perjuangan adalah partai yang melanjutkan dukungan pada Joko Widodo pada 2019 lalu. Partai ini sukses besar dan berhasil kembali tampil sebagai juara pemilu.

Tapi perlu diingat juga, PDIP adalah partai yang selalu ingin melakukan perubahan di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Buah dari perjuangan itu terbayar saat SBY mengakhiri masa jabatan periode keduanya di tahun 2014. PDIP langsung tampil sebagai pemenang dan calon presiden yang diusung juga tampil sebagai juara.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya