Berita

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Fahmy Alaydroes/Net

Politik

Soroti Penganiayaan oleh Anak Pejabat, Komisi X Pertanyakan Revolusi Mental

SELASA, 07 MARET 2023 | 08:29 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Penganiayaan brutal oleh seorang anak pejabat pajak terhadap anak lainnya, beberapa waktu lalu, disorot Komisi X DPR RI. Progres revolusi mental pun dipertanyakan.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Fahmy Alaydroes, menilai, kasus itu menggambarkan problem pelik bangsa ini, khususnya terkait lemahnya pencapaian negara membangun sumber daya manusia berkarakter dan beradab. Padahal pemerintah telah mencanangkan program Revolusi Mental.

“Ini menunjukan kegagalan revolusi mental, karena Mario anak pejabat pajak yang memiliki gaya hidup hedon, pamer mobil mewah, tapi belum bayar pajak,” kata Fahmy, dalam keterangannya, Selasa (7/3).


Menurutnya, ada beberapa kejadian memalukan dilakukan oknum-oknum aparat dan pejabat di masa pemerintahan Jokowi, yang justru menohok jargon revolusi mental yang disuarakan presiden.

“Kebijakan revolusi mental yang didengungkan Presiden Jokowi semakin ‘kosong’ dan tak bermakna,” sesalnya.

Alih-alih bermoral dan bermental baik, kata Fahmy, justru banyak aparat dan pejabat berperilaku terkesan krisis moral, mulai korupsi yang makin menjadi-jadi, hingga oknum aparat yang terlibat pelanggaran dan penyelewengan hukum.

Kegagalan kebijakan revolusi mental, lanjut Fahmy, mirip dengan Profil Pelajar Pancasila yang digagas Kemendikbud Ristek.

“Di kalangan pelajar, juga banyak terjadi kasus-kasus amoral, bahkan kriminal, yang bertolak belakang dengan profil dan karakter pelajar Pancasila,” tuturnya.

Menurut Fahmy, maraknya tindakan kekerasan, perkosaan, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, dan remaja geng motor, menunjukkan adanya krisis moral pada pelajar Indonesia.

Atas dasar itu, Fahmy berharap pemerintah dapat mengejawantahkan jargon revolusi mental, sekaligus program Profil Pelajar Pancasila secara lebih konkret dalam kurun waktu jabatan yang tersisa.

“Pemerintahan Presiden Jokowi akan segera berakhir. Masih ada waktu untuk membuat gebrakan revolusi mental di kalangan pejabat dan aparat. Masih ada waktu untuk mengefektifkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila kepada pelajar-pelajar kita. Kita berharap Pemerintah meninggalkan legacy yang baik, khususnya dalam hal perbaikan mental dan moral bagi bangsa,” tandasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

UPDATE

Ke al-Azhar Belajar

Jumat, 12 Desember 2025 | 08:03

Wall Street Berakhir Variatif: S&P 500 dan Dow Jones Catat Rekor

Jumat, 12 Desember 2025 | 08:00

Pidato Pigai Pidato Terbaik Anak Buah Prabowo Sepanjang 2025

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:59

Dapur Umum J99 Corp-BAZNAS Jadi Napas Harapan di Pengungsian Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:45

Kementerian PU Kerahkan 298 Alat Berat dan Ribuan Material ke Titik Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:30

Harga Emas dan Perak Melesat Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:15

Sektor Perbankan dan Konstruksi Dorong Reli Bursa Eropa

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:00

Distribusi MBG Terus jadi Prioritas BGN di Daerah Bencana

Jumat, 12 Desember 2025 | 06:55

PLN Terus Kebut Pemulihan Infrastruktur Kelistrikan Aceh

Jumat, 12 Desember 2025 | 06:39

Alam Semesta dan Gerakan Antiterorisme

Jumat, 12 Desember 2025 | 06:11

Selengkapnya