Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Saling Klaim, Beijing Tuding Balon Mata-mata AS Sering Mengintai Wilayah China

SELASA, 14 FEBRUARI 2023 | 06:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kehadiran "balon mata-mata" telah semakin memperuncing ketegangan yang selama ini terjadi antara China dan Amerika Serikat.

Hanya sepekan setelah pasukan AS menembak pesawat tak berawak milik China di atas wilayah udaranya, kini giliran Beijing mengungkap fakta bahwa sebenarnya Washington juga kerap melanggar wilayah udara China dengan obyek asing.

"Tidak jarang balon AS memasuki wilayah udara negara lain secara ilegal," kata Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada pengarahan harian, Senin (13/2), seperti dikutip dari Global Times.


Wang juga mengungkapkan, hanya di Januari 2022 saja, balon AS itu telah melanggar wilayah udara China lebih dari 10 kali.

Pernyataan itu muncul saat Wang ditanyai oleh jurnalis Barat tentang tuduhan Washington bahwa China menerbangkan balon mata-mata ke negara lain termasuk AS.

"Sebuah balon China yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara AS awal bulan ini, sebenarnya  adalah pesawat untuk penelitian cuaca yang keluar jalur karena force majeure," kata Wang.

Juru bicara tersebut menggambarkan penggunaan kekuatan oleh AS sebagai reaksi berlebihan.

"Praktik tersebut tidak hanya dipertanyakan oleh banyak orang di AS tetapi juga menyia-nyiakan uang pembayar pajak tanpa memberikan manfaat nyata bagi rakyatnya," kata Wang.

Ia kemudian menuduh AS menyalahgunakan teknologi canggih yang dimilikinya untuk melakukan operasi pengawasan dan spionase tanpa pandang bulu di seluruh dunia, termasuk terhadap sekutunya sendiri.

Menurutnya, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) selama ini selalu memantau isi pesan teks dan telepon dari para pemimpin politik di Jerman, Prancis, Norwegia, Swedia, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya.

"AS diam-diam memasang peralatan pemantauan di hampir 100 kedutaan dan konsulatnya di luar negeri untuk mencuri rahasia dari negara tuan rumah," ungkapnya.

Baru-baru ini, ada laporan yang menyebutkan bahwa sebuah kapal tak berawak AS yang digunakan untuk mengumpulkan data di bawah air ditemukan di perairan Namibia. Media lokal umumnya percaya bahwa kapal tak berawak ini sebenarnya adalah kapal mata-mata AS.

"Berapa banyak pesawat mata-mata dan balon yang diluncurkan AS di seluruh dunia? AS tahu betul. Siapa kerajaan pemantau mata-mata terbesar di dunia? Komunitas internasional juga melihat ini dengan sangat jelas," kata Wang.

AS juga sering mengirim pesawat dan kapal perang untuk melakukan pengintaian jarak dekat di China, dengan 657 penerbangan pada 2022 dan 64 penerbangan di Laut China Selatan pada Januari tahun ini saja, menurutnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya