Berita

Sesama suporter mengevakuasi korban saat tragedi di Stadion Kanjuruhan/Net

Presisi

Penyebab Korban Kanjuruhan Meninggal, Polri: Kurang Oksigen Saat Desak-desakan di Pintu Keluar

SELASA, 11 OKTOBER 2022 | 01:56 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Ratusan korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan karena asap gas air mata yang ditembakkan oleh personel Polri.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, kesimpulan itu didapat dari keterangan ahli dan juga dokter spesialis penyakit dalam, paru, THT dan penyakit mata yang menangani korban meninggal dunia.

“Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata Dedi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/10).


Kurangnya oksigen ini, kata Dedi, lantaran terjadi penumpukan hingga berdesak-desakannya penonton di pintu-pintu keluar masuk stadion Kanjuruhan.

“Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen di pada pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak,” kata Dedi.

Sebab ujar dia, asap gas air mata sekalipun terhirup dan menimbulkan iritasi pada pernafasan tidak akan mengakibatkan kematian. Hal ini, klaim Dedi karena belum ada satu jurnal ilmiah yang menyebut gas air mata dapat menyebabkan kematian.

“Kalau terjadi iritasi pada pernafasan pun sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang menyebutkan ada fatalitas gas air mata yang mengakibatkan orang meninggal dunia,” imbuh Dedi.

Apalagi, Dedi menambahkan, gas air mata yang digunakan personel pada saat laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu malam (1/10) itu sudah kadaluarsa.

“Kalau misalnya sudah expired (kadaluarsa), justru kadarnya dia berkurang secara kimia kemudian kemampuannya gas air mata ini akan menurun,” pungkas Dedi.


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya