Berita

Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Kota Bandung, Khairullah/RMOLJabar

Politik

Khairullah: BLT Seperti Aspirin, Hanya Pereda Sakit Sesaat

MINGGU, 11 SEPTEMBER 2022 | 06:12 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dijanjikan perintah sebagai kompensasi bagi masyarakat miskin bukanlah kebijakan yang tepat. Karena hanya bersifat "pereda sakit".

Demikian penilaian Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Kota Bandung, Khairullah, menanggapi kebijakan pemerintah memberikan BLT sebagai buntut dari kenaikan harga BBM subsidi.

“BLT itu seperti aspirin, hanya pereda sakit sesaat dan tidak menyelesaikan hingga ke akar permasalahan,” ujar Khairullah usai unjuk rasa menolak kenaikan BBM bersubsidi di seputar Cikapayang, Kota Bandung, Sabtu (10/9).

Menurutnya, saat ini kondisi perekonomian masayarakat sudah sangat payah setelah diterpa pandemi Covid-19 dalam dua tahun belakangan. Di mana jumlah pengangguran dan kemiskinan meningkat tajam.

Sehingga pemerintah seyogianya mengutamakan penguatan ketahanan ekonomi keluarga dan membuka lapangan pekerjaan. Bukannya malah menambah beban masyarakat.

“Saat daya beli baru mau pilih malah dihantam lagi sama kenaikan harga BBM. Kan pasti efek bakal ke mana-mana,” kata Khairullah.

Menurutnya, akan lebih baik jika pemerintah menjaga momentum mulai pulihnya ekonomi masyarakat pascapandemi daripada menimbulkan masalah baru yang lebih besar.

“Harusnya pemerintah paling tidak menahan diri untuk tidak menaikkan harga BBM,” terang Khairullah, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Tak hanya itu, politikus PKS ini juga mendorong pemerintah membuat kebijakan yang bisa jadi solusi jangka panjang.

”Pemerintah harus membuat lebih banyak inovasi baru dalam manajemen anggaran maupun dalam menghidupkan sektor industri di luar migas,” sebut Khairullah.

Ia menambahkan, pemerintah harus segera menghilangkan penyakit akut yang membuat negara banyak dirugikan.

“Kita ekspor minyak mentah ke Singapura kemudian kita beli BBM dari sana juga. Padahal kan bahan mentahnya adalah minyak yang kita ekspor ke Singapura. Harusnya pemerintah jangan mau dikadalin sama para mafia. Aded value minyak bumi harusnya lebih banyak di peroleh Indonesia bukan Singapura,” pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya