Berita

Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Perlindungan Anak (KMPPA) Jabar, Andri Mochamad Saftari/Ist

Politik

KMPPA: Jawa Barat Provinsi Tak Layak Anak

KAMIS, 28 JULI 2022 | 01:58 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sedikitnya ada dua belas daerah di Jabar mengalami masalah terkait perlindungan anak. Meliputi pekerja anak, perdagangan, eksploitasi seksual, peredaran narkoba, putus sekolah, stunting, dan kasus lainnya.

Didasari hal itu, Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Perlindungan Anak (KMPPA) Jabar, Andri Mochamad Saftari mengatakan, pihaknya menagih komitmen dari Pemerintah Provinsi dan DPRD Jabar untuk mengentaskan persoalan itu.

"Kami menagih komitmen dari Pemerintah Daerah dan Dewan untuk menyelesaikan persoalan itu secara serius dan komprehensif," kata Andri melalui keterangannya yang diterima Kantor Berita RMOLJakarta, Rabu (27/7).


Lanjut Andri, persoalan tentang perlindungan anak kerap terjadi di Bandung, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Sukabumi, Garut, Ciamis, Banjar dan Pangandaran. Khusus di Indramayu, perdagangan anak tumbuh subur.

"Di Indramayu kasus menonjol perdagangan anak, eksploitasi anak secara ekonomi. Di Sukabumi kasus kejahatan seksual, dan Kuningan dengan penyalahgunaan narkoba. Bagaimana akan menghadirkan generasi yang cerdas dan hebat, jika setiap hari hak mereka tak terlindungi?" tuturnya.

Padahal, dari sisi regulasi sudah jelas tertuang dalam Pasal 20 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Sehingga, perlindungan anak harus menjadi komitmen bersama Pemerintah, DPRD, dan masyarakat.

"Tinggal sekarang implementasi dan aksinya yang belum terlihat," lanjutnya.

Dengan begitu, indikator pencapaian kota dan kabupaten layak anak harus dibuktikan dengan implentasi di lapangan bahwa anak-anak benar terlindungi haknya.

"Saya lihat Pemda melalui SKPD terkait Bidang perlindungan anak tak memiliki konsep jelas. Saat ini Jabar masih menjadi provinsi yang tidak layak anak dengan persoalan perlindungan anak yang terjadi," tutupnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya