Berita

Cendikiawan Muda Yudi Latif dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem bertajuk “Masa Depan Bangsa di Tengah Maraknya Politik Identitas” di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6)/RMOL

Politik

Soal Politik Identitas, Yudi Latif Sesalkan Sistem Presidensialisme Harus Dibatasi Presidential Threshold

KAMIS, 16 JUNI 2022 | 18:04 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Politik Identitas masih menjadi momok perpolitikan nasional pada Pilpres 2024.  

Namun, upaya untuk menghilangkan politik identitas ini agaknya masih terkatung-katung lantaran masih diterapkannya sistem pengelompokan partai politik yang mengakibatkan polarisasi.

“Contohnya, mana ada di negara sistem presidensialisme harus dibatasi dengan Presidential Threshold?” kata Cendikiawan Muda Yudi Latif dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem bertajuk “Masa Depan Bangsa di Tengah Maraknya Politik Identitas” di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6).

Menurut Yudi Latif, adanya Presidential Threshold 20 persen itu semakin membuka peluang terjadinya polarisasi. Itu lantaran akan terjadi pengelompokan politik yang semakin tajam karena tingginya ambang batas pencalonan presiden.

“Lama-lama orang yang merasa tadinya di antara kita ada sedikit beda, tapi masih ada yang bisa kita lakukan bareng-bareng, tapi begitu terjadi suatu pengelompokan politik yang tajam lama-lama orang berpikir emang beda kita ini?” sesalnya.

Padahal, kata Yudi Latif, Indonesia memiliki falsafah Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan dan mencari titik temu antar elemen bangsa.

“Bineka tunggal Ika itu suatu yang dimiliki Indonesia yang sangat khas. Kita mengakui adanya perbedaan di antara kita tetapi kita juga selalu mencari titik-titik persamaan,” pungkasnya.

Turut hadir dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem tersebut antara lain Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra, Ketua Departemen Pendidikan LHKP PP Muhammadiyah Alfan Alfian, dan Ketua PBNU Abu Yazid.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

UPDATE

Zarof Dituntut Buka Asal Usul Uang Rp915 Miliar

Rabu, 19 Februari 2025 | 07:41

Hujan Berintensitas Sedang Basahi Jakarta

Rabu, 19 Februari 2025 | 07:24

Terpilih Aklamasi, Dedi Siregar Siap Perkuat Sinergi GPA dengan Gubernur dan Pemprov DKI

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:50

Hijaukan Pesisir, PT PNM Bersama Relawan Bakti BUMN Tanam 1.000 Mangrove

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:35

Masa Jabatan Segera Berakhir, Pj Bupati OKI Mendadak Rombak 12 Pejabat

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:22

Mampukah Negara Sita Aset Triliunan Zarof Ricar?

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:10

Sulit Cairkan Dana, Nasabah BMT BUS Jepara Ngadu ke DPRD

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:57

4 Tahun Nganggur, Zidane Hanya Selangkah Lagi Tangani Timnas Prancis

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:41

Ini Daftar 10 Anggota DPRD Karawang Paling Tajir

Rabu, 19 Februari 2025 | 05:18

Menuju Banjarnegara, 13 Truk Pembawa Tabung Raksasa Sudah Tiba di Kebumen

Rabu, 19 Februari 2025 | 04:58

Selengkapnya