Berita

Senator asal Yogyakarta, Hilmy Muhammad/Net

Politik

Tiket Borobudur Rp 750 Ribu, Senator DIY: Akan Menimbulkan Kesenjangan Wisatawan

SENIN, 06 JUNI 2022 | 15:12 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Rencana pemerintah lewat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang bakal mematok harga tiket baru sebesar Rp 750 ribu untuk dapat naik ke Candi Borobudur menuai beragam kritik.

Senator asal Yogyakarta Hilmy Muhammad, mengatakan tiket baru untuk naik ke Borobudur akan melahirkan kesenjangan wisatawan karena harus membayar dua kali, dan dinilai menjadi kebijakan yang tidak tepat.

“Untuk wisatawan domestik, tiket masuk kawasan candi 50 ribu, kalau mau naik Candi Borobudur harus beli tiket lagi, 750 ribu. Yang tidak mampu hanya bisa melihat dari bawah. Sementara yang memiliki uang bisa dengan mudah naik. Ini jelas akan melahirkan kesenjangan wisatawan. Padahal, seluruh warga negara berhak untuk menikmati kekayaan sejarah dan budaya tersebut,” kata anggota Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI tersebut, di Jakarta, Senin (6/6).

Sementara itu, untuk wisatawan mancanegara harus merogoh kocek hampir 2 juta untuk bisa menikmati Borobudur. Tiket masuk 25 dollar, tiket naik 100 dollar, kira-kira setara dengan satu juta delapan ratusan. Menurut pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut, harga yang direncanakan itu masih terlalu tinggi dan memberatkan, khususnya untuk wisatawan domestik.

“Bagi warga Yogyakarta misalnya, menikmati Borobudur akan menjadi cita-cita karena tiketnya saja separo dari UMR-nya. Jadi kita berharap Borobudur tidak dijadikan destinasi elit, hanya orang-orang memiliki uang yang bisa naik sampai ke puncaknya. Kebijakan ini perlu dikaji kembali,” kata Katib Syuriah PBNU tersebut.

Pertimbangan untuk mengkaji kembali, menurut Gus Hilmy, karena ada sisi edukasi dalam berwisata ke Borobudur. Yaitu masyarakat dapat belajar secara langsung pada objek sejarah dan budaya.

“Niat dan upayanya tentu baik, namun di antara orang yang datang ke Borobudur tujuan lainnya adalah ingin belajar dan mengenali secara langsung karya dari para pendahulu. Jadi kalau tiketnya terlalu tinggi, wisatawan akan banyak yang terhenti di bawah dan tidak bisa mencapai tujuannya,” ujar anggota MUI Pusat tersebut.

Gus Hilmy juga menyarankan agar tiket naik ke Borobudur dapat disamakan dengan destinasi kelas dunia lainnya. Sebagai gambaran, tiket masuk Tembok Raksasa di China bervariasi, mulai dari 25 yuan (Rp54.000) sampai 65 yuan (Rp140.861). Menara Pisa di Italia tiketnya seharga 18 Euro (Rp278.482), tetapi gratis jika hanya memasuki kawasannya. Di Mesir, tiket masuk kompleks Piramida 80 EGP (Rp60.000) dan untuk masuk ke dalam Piramida Agung tiketnya seharga 200 EGP (Rp150.000).

Berbeda dengan Candi Angkor Wat di Kamboja, yang tiketnya mencapai 37 dollar (Rp534.000) untuk satu hari, 62 dollar (Rp894.877) untuk tiga hari, dan 72 dollar (Rp1,04 juta) untuk tujuh hari. Tiket tersebut diperuntukkan wisatawan mancanegara.

Harga tiket yang relatif lebih murah adalah ketika berkunjung Museum Nasional Mesir yang menyimpan jasad Fir'aun. Untuk turis asing hanya dikenakan 75 Gene/Pound Mesir (Rp58.000), untuk pelajar asing 30 Gene (Rp23.000), dan untuk warga Mesir sebesar 10 Gene (Rp8.000).

Selain harganya, ujar Gus Hilmy, pemesanan tiket di beberapa destinasi wisata dunia tersebut juga harus dilakukan secara daring untuk mengurangi lonjakan pengunjung. Hal ini juga bisa dicontoh penerapannya untuk Borobudur. Di Itali misalnya, pemesanan minimal harus dua minggu sebelumnya.

“Pemesanan tiket online seperti di destinasi dunia lainnya, saya kira lebih efektif. Pemesanannya dikasih pilihan, mau naik ke Candi atau nggak. Kalau nggak naik bisa kapan saja, kalau mau naik harus lihat kuota hariannya. Jika di hari Sabtu sudah full, pemesan akan berganti hari. Seperti kita memesan tiket transportasi umum. Selain itu, alur pengunjung dibuat dengan baik agar tidak berjubel,” saran pria yang juga salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak tersebut.

Meski demikian, Gus Hilmy menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah terkait rencana pengadaan bus listrik sebagai shuttle bus kendaraan pariwisata. Rutenya akan melewati Borobudur – Malioboro – Prambanan.

“Shuttle bus kendaraan pariwisata itu bagus. Selain wisatawan lebih tertata, juga dapat mengurangi kemacetan karena busnya sudah disediakan,” kata Gus Hilmy.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya