Berita

Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic/Net

Dunia

Uni Eropa Tidak Bisa Menerima Keanggotaan Ukraina dengan Tergesa-gesa, Ini Alasannya!

SELASA, 15 MARET 2022 | 08:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harapan Ukraina untuk bisa menjadi anggota Uni Eropa menemui ganjalan. Negara yang saat ini  menghadapi gempuran dari pasukan Rusia, nampaknya akan menempuh perjalanan panjang setelah Uni Eropa menolak desakan Kiev yang meminta aksesi cepat ke blok itu.

Para pemimpin Uni Eropa (UE) sejauh ini mendukung Ukraina dan mengutuk keras invasi Rusia. Mereka mengecam bahwa serangan Rusia telah menciptakan "penderitaan yang tak terkatakan" untuk rakyat Ukraina dan harus dihentikan segera.

Invasi Rusia telah menciptakan krisis keamanan terbesar bagi benua itu sejak Perang Dunia Kedua, telah mendorong negara-negara UE untuk memikirkan kembali apa yang harus diperjuangkan blok itu, terkait kebijakan ekonomi, pertahanan, dan energinya, seperti yang dikatakan Palki Sharma dalam siarannya di saluran Youtube Wion, baru-baru ini.


Uni Eropa kemudian memberlakukan sanksi besar-besaran kepada Rusia. Mereka pun menawarkan dukungan politik dan kemanusiaan ke Ukraina, bahkan memasok senjata ke Ukraina. UE bahkan serentak memberikan harapan untuk mengizinkan Ukraina masuk ke dalam serikat.

Namun kini, para pemimpin Uni Eropa telah menghancurkan harapan Ukraina untuk mengambil akses cepat bergabung meskipun ada dukungan dari negara-negara Baltik. Ada retakan di antara para pemimpin terkait keputusan untuk Ukraina. Mengapa? Apakah Brussel telah meninggalkan Kiev setelah menjanjikan dukungan penuh?

Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, mengatakan perlu proses untuk bisa menjadi anggota UE.

"Tidak ada yang memasuki Uni Eropa dalam semalam," katanya seusai pertemuan dengan 27 pemimpin nasional pada akhir pekan lalu, seperti dikutip dari Aljazeera.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan bahwa mereka mendukung Ukraina dan bahwa mereka bersimpati terhadap apa yang saat ini dialami Ukraina.

"Ukraina milik keluarga Eropa," katanya.

Namun begitu, Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan tergesa-gesa. Ini mematahkan semangat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan negara tetangga Ukraina di sisi timur Uni Eropa yang sejauh ini mendukung Zelensky.

Sinyal menuju keanggotaan UE diperjelas lagi oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, penentang utama perluasan UE.

“Tidak ada proses jalur cepat,” katanya, seraya menekankan blok itu akan terus memperdalam hubungan dengan Kiev terlebih dahulu.

"Aksesi UE ke Ukraina adalah sesuatu untuk jangka panjang, itu pun jika memang ada,” tambahnya.

Bergabung dengan UE adalah proses panjang yang memakan waktu beberapa tahun yang mengharuskan negara yang berkepentingan untuk memenuhi kriteria ketat, mulai dari stabilitas ekonomi hingga pemberantasan korupsi hingga menghormati hak asasi manusia liberal.

Membuka prosedur keanggotaan dengan negara yang sedang berperang tentu harus dipikirkan lebih matang lagi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya