Berita

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio/Net

Politik

Kepala Eijkman Akui Pemerintah Setengah Hati Kembangkan Vaksin Merah Putih

SENIN, 17 JANUARI 2022 | 23:03 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio menyampaikan perasaannya kepada Komisi VII setelah diminta Ribka Tjiptaning ihwal keseriusan pemerintah dalam mengembangkan vaksin milik dalam negeri yang dikelolanya sejak tahun 2020 silam.

Dalam forum rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Prof Amin menyampaikan bahwa selama ini dalam pengembangan vaksin merah putih para ilmuwan di Eijkman tidak memiliki masalah. Namun, permasalahan itu muncul manakala tidak adanya dana dan dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan vaksin tersebut.

“Sebetulnya, enggak ada masalah sih sebetulnya sama Pak Honesti (Dirut Biofarma) tidak ada masalah, nggak takut juga sih, masalahnya itu saat ini nggak punya uang,” ucap Prof Amin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (17/1).


Dia mengatakan, dukungan yang diberikan Komisi VII untuk perkembangan vaksin merah putih diapresiasinya, namun saat ini yang menjadi kendala di Eijkman untuk mengembangkan vaksin merah putih adalah anggaran yang tidak diberikan maksimal oleh pemerintah kepada para ilmuwan di Eijkman.

Lebih lanjut ia mengatakan,  dalam perkembangan vaksin merah putih Eijkman membutuhkan satu peralatan canggih, yang sudah diajukannya sejak Januari 2021 namun alat tersebut tidak muncul hingga saat ini.

“Kami sudah mengajukan usulan ke Kementerian riset dan Brin waktu itu itu sudah proses pengalihan kemarin jadi oleh teman-teman saya cerita apa adanya ya dari Kementerian riset dinyatakan ini sudah disetujui dan sedang diproses tapi dia diproses terus gitu ya sampai akhir tahun,” ujarnya.

Selama ini, kata Prof Amin, Eijkman kerap meminjam alat bernama biorecker dengan PT. Biofarma, untuk memperbanyak vaksin. Namun, hal itu mengalami kendala, lantaran Biofarma sendiri membutuhkan alat tersebut.

“Kita mesti giliran juga ya Pak bahwa bioreckernya sama dipakai untuk penelitian yang lain harus dengan Unpad segala macam karena Biofarma juga harus melayani lembaga lain. Jadi dalam waktu periode 1 tahun kami hanya bisa menggunakan alat itu yang ada di Biofarma sekitar 4 kali enggak sampai 5 kali,” tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya