Berita

Aafia Siddiqui menjalani hukuman 86 tahun di Texas/Net

Dunia

Lady Al Qaeda, Aafia Siddiqui jadi Sorotan usai Penyanderaan di Sinagog Texas

MINGGU, 16 JANUARI 2022 | 17:39 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Nama Aafia Siddiqui menjadi sorotan akhir pekan ini setelah terjadi insiden penyanderaan di sebuah Sinagog di Texas, Amerika Serikat.

Seorang tersangka menyandera empat orang di dalam sinagoga Texas selama beberapa jam pada Sabtu (14/1). Saat melakukan penyanderaan, ia menuntut pembebasan seorang wanita Pakistan bernama Aafia Siddiqui, yang menjalani hukuman 86 tahun di negara bagian itu.

Kasus penyanderaan itu lalu berakhir dengan dibebaskannya keempat sandea dengan aman dan sang penyandera tewas di tempat. Identitas penyandera belum dirilis ke publik.

Setelah kejadian itu, sorotan publik mengarah kepada Aafia Siddiqui. Ia dikenal di kalangan kontraterorisme sebagai "Lady Al-Qaeda". Ia dijatuhi hukuman 2010 setelah dinyatakan bersalah menembak anggota militer Amerika Serikat.

Sejak saat itu, ia pun kemudian mendekam di penjara federal di Fort Worth, Texas.

Ketika ditangkap di Afghanistan pada 2008, ia ditemukan dengan dokumen yang menunjukkan pembuatan bom kotor, senjata kimia, dan persenjataan virus Ebola. Tidak hanya itu, seperti dikabarkan Fox News, ia juga kedapatan memiliki natrium sianida.

Rekam jejak kriminalnya bukan sebatas itu. Siddiqui diduga memiliki hubungan dengan Khalid Sheikh Muhammad, yang dianggap sebagai arsitek utama 9/11. Ia bekerja sebagai kurir untuk Siddiqui dan juga sempat menikah sebentar dengan keponakannya, Ammar al-Baluchi, seorang tahanan Teluk Guantanamo yang dituduh mengirim uang kepada para pembajak 9/11.

Pada tahun 2004, Siddiqui menjadi tokoh yang mencolok karena ia merupakan satu-satunya wanita dalam daftar buronan Al-Qaeda yang paling dicari FBI.

Wanita berusia 49 tahun itu juga adalah seorang ahli saraf Pakistan dengan gelar dari MIT dan Brandeis. Terlepas dari tuduhannya, ia memiliki banyak pendukung yang percaya bahwa ia tidak bersalah atau dia adalah korban perang melawan teror.

Dia ditangkap pada 2008 di Afghanistan sehubungan dengan dugaan plot Al-Qaeda untuk "serangan korban massal" di Amerika Serikat. Setelah ditahan, ia dilaporkan menembaki interogator AS dengan senapan serbu M4 milik seorang perwira Angkatan Darat Amerika Serikat.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Bungkam City di Etihad, Liverpool Unggul 11 Poin dari Rival Terdekat

Senin, 24 Februari 2025 | 07:39

ADHI Laporkan Telah Gunakan Semua Dana Obligasi 2024

Senin, 24 Februari 2025 | 07:37

CDU/CSU Unggul, Friedrich Merz Calon Kanselir Jerman Selanjutnya

Senin, 24 Februari 2025 | 07:18

OJK: Perlu Upaya Sistematik dan Terkoordinasi untuk Capai Tingkat Market Share

Senin, 24 Februari 2025 | 07:00

Polisi Amankan Remaja Ugal-ugalan Bawa Senjata Tajam

Senin, 24 Februari 2025 | 06:57

20 Siswa SMP Diamankan Polisi

Senin, 24 Februari 2025 | 06:08

Dukungan untuk AHY Mengalir Deras

Senin, 24 Februari 2025 | 05:45

Balada Bayar, Bayar, Bayar

Senin, 24 Februari 2025 | 05:18

Waspada Potensi Banjir Pesisir di 17 Wilayah RI

Senin, 24 Februari 2025 | 04:41

Puncak Arus Mudik Penumpang KA Diprediksi Akhir Maret

Senin, 24 Februari 2025 | 04:30

Selengkapnya