Berita

Partai Demokrat Korea Selatan mengungkapkan data bahwa satu dari lima orang di negeri ginseng itu menderita kebotakan/Net

Dunia

Janji "Manis" Kampanye Presiden Korsel: Perawatan Rambut Rontok Masuk Asuransi Kesehatan

JUMAT, 14 JANUARI 2022 | 22:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kebotakan adalah salah satu masalah rambut yang dialami oleh bayak orang di dunia, tidak terkecuali di Korea Selatan. Bahkan Partai Demokrat Korea Selatan mengungkapkan data bahwa satu dari lima orang di negeri ginseng itu menderita kebotakan.

Karena itulah, isu mengenai kebotakan ini diangkat dalam kampanye kandidat presiden dari partai berkuasa Korea Selatan, Lee Jae-myung. Ia berupaya mencuri hari para pemilih yang akan menggunakan hak suaranya pada pemilihan Maret mendatang dengan berjanji untuk memasukkan perawatan rambut rontok ke dalam rencana asuransi kesehatan nasional.

Melalui sebuah unggahan di Facebooknya, Lee menulis bahwa membantu mereka yang menderita kerontokan rambut akan menjadi salah satu prioritasnya jika ia terpilih menjadi presiden.

“Saya akan memperluas cakupan rencana asuransi nasional untuk obat-obatan perawatan rambut rontok dan secara aktif melihat termasuk transplantasi rambut untuk perawatan kasus-kasus serius kerontokan rambut juga,” tulisnya, sebagaimana dimuat ulang Russia Today.

Politisi Partai Demokrat itu bersikeras bahwa rencananya akan memungkinkan terciptanya pasar yang stabil untuk obat rambut rontok di Korea Selatan, mempromosikan pengembangan obat baru untuk mengatasi masalah serta menurunkan harga obat yang sudah ada.

Janji itu sebenarnya sudah dijajaki sejak pekan lalu. Kubu Lee telah melontarkan gagasan untuk memperluas asuransi kesehatan nasional untuk menutupi perawatan rambut rontok sejak minggu lalu. Lee sendiri bahkan menggelar pertemuan dengan sekelompok pemilih yang terdampak masalah tersebut.

Partai Demokrat mengatakan bahwa sekitar 10 juta dari populasi negara dengan lebih dari 51 juta telah menderita kerontokan rambut. Orang-orang itu terpaksa membeli obat mahal dari luar negeri atau menggunakan obat prostat sebagai pengganti yang lebih murah.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Bungkam City di Etihad, Liverpool Unggul 11 Poin dari Rival Terdekat

Senin, 24 Februari 2025 | 07:39

ADHI Laporkan Telah Gunakan Semua Dana Obligasi 2024

Senin, 24 Februari 2025 | 07:37

CDU/CSU Unggul, Friedrich Merz Calon Kanselir Jerman Selanjutnya

Senin, 24 Februari 2025 | 07:18

OJK: Perlu Upaya Sistematik dan Terkoordinasi untuk Capai Tingkat Market Share

Senin, 24 Februari 2025 | 07:00

Polisi Amankan Remaja Ugal-ugalan Bawa Senjata Tajam

Senin, 24 Februari 2025 | 06:57

20 Siswa SMP Diamankan Polisi

Senin, 24 Februari 2025 | 06:08

Dukungan untuk AHY Mengalir Deras

Senin, 24 Februari 2025 | 05:45

Balada Bayar, Bayar, Bayar

Senin, 24 Februari 2025 | 05:18

Waspada Potensi Banjir Pesisir di 17 Wilayah RI

Senin, 24 Februari 2025 | 04:41

Puncak Arus Mudik Penumpang KA Diprediksi Akhir Maret

Senin, 24 Februari 2025 | 04:30

Selengkapnya