Berita

Kelompok kriminal atau dikenal secara lokal sebagai geng bandit, kerap menjadi dalang atas penculikan massal anak-anak sekolah di Nigeria/Net

Dunia

Lawan Kekerasan, Nigeria Melabeli Geng Bandit Sebagai "Teroris"

KAMIS, 06 JANUARI 2022 | 15:53 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Nigeria tengah berjuang melawan kekerasan kelompok kriminal yang semakin meresahkan masyarakat beberapa waktu belakangan ini.

Kelompok kriminal atau dikenal secara lokal sebagai geng bandit, kerap menjadi dalang atas penculikan massal anak-anak sekolah di negara Afrika Barat tersebut. 


Mereka mengambil keuntungan dari kurang efektifnya kepolisian Nigeria dengan cara melancarkan serangan, menjarah desa, mencuri ternak, meneror penduduk desa dan juga menculik anak-anak untuk tebusan.


Namun beberapa waktu belakangan, kekerasan yang mereka lakukan semakin meluas dan meresahkan masyarakat. Hal itu memicu tekanan bagi pemerintah Nigeria untuk mengambil tindakan lebih lanjut demi mengatasi permasalahan.

Salah satu cara yang kemudian diambil oleh pemerintah Nigeria adalah dengan memutuskan untuk melabeli geng bandit tersebut sebagai kelompok "teroris".

Dalam lembaran resmi yang dirilis pada Rabu (5/1), pemerintah Presiden Muhammadu Buhari melabeli kegiatan Yan Bindiga dan Yan Ta'adda, yakni referensi dalam bahasa Hausa untuk geng bandit bersenjata, sebagai tindakan terorisme dan ilegal.

"Saya pikir satu-satunya bahasa yang mereka mengerti, kami telah mendiskusikannya secara menyeluruh dengan lembaga penegak hukum, kepala keamanan, inspektur jenderal polisi, akan mengejar mereka,” kata Buhari kepada Channels Television.

"Kami memberi label mereka teroris, kami akan menghadapi mereka seperti itu," sambungnya.

Dengan pemberian label teroris tersebut, maka hukuman yang lebih keras akan diberikan di bawah tindakan pencegahan terorisme untuk tersangka bandit bersenjata, informan dan pendukung mereka. Pendukung yang dimaksud adalah mereka yang tertangkap memasok bahan bakar dan makanan kepada geng bandit.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya