Berita

Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustiyanti/Repro

Politik

Alasan Partai Penguasa Tolak Preshold 0 Persen Tak Masuk Akal, Justru Pemilu Serentak 2019 Bikin Kisruh

SELASA, 28 DESEMBER 2021 | 13:54 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Desakan publik agar ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (Preshold) dihapus atau menjadi 0 persen tak disambut baik oleh sejumlah partai politik (parpol), khususnya yang kini sedang berkuasa.

Misalnya, sikap PDI Perjuangan yang baru-baru ini diungkap oleh Sekretaris Jendralnya, Hasto Kristiyanto, yang menyatakan bahwa ambang batas bukan menjadi faktor pengahalang untuk melahirkan pemimpin yang berkualitas.

Sebagai buktinya, Hasto menyebut Preshold 20 persen yang sudah diberlakukan saat Pemilu Serentak 2019 justru bisa melahirkan sosok pemimpin sekelas Presiden Joko Widodo.

Maka dari itu, Hasto menegaskan bahwa bagi PDIP Preshold tidak perlu diubah atau dihapus untuk bisa melahirkan capres-capres yang bisa berperan penting untuk pembangunan bangsa.

Justru dengan hasil Preshold, pihaknya menganggap bisa membangun kerjasama yang kuat dengan parpol di parlemen, untuk jalannya pemerintahan yang efektif.

Selain itu, ada sikap dari Partai Golkar yang disampaikan oleh Wakil Ketua Umumnya, Nurul Arifin. Dimana dia menyatakan bahwa preshold merupakan instrumen penyaringan pemimpin yang berkualitas.

Sehingga, apabila Preshold dihilangkan maka pihaknya memprediksi bakal ada kekisruhan di Pemilu 2024 mendatang, lantaran capres yang kemungkinan maju bakal banyak.

Namun, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustiyanti, memiliki pendapat yang berbeda dengan dua parpol tersebut.

Yang pertama, sosok yang kerap disapa Ninis ini menanggapi alasan Partai Golkar menolak penghapusan Preshold. Dia menilai alasan tersebut tak masuk akal, karena pengalaman kisruh justru terjadi pada Pemilu yang lalu.
 
"Justru di 2019 saat masa pencalonan muncul polemik, dan bahkan nama paslon baru muncul di detik-detik menuju pendaftaran ditutup," ujar Ninis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/12).

Di samping itu, Ninis juga memandang tak masalah apabila akan banyak capres yang maju di Pemilu Serentak 2024 mendatang, apabila Preshold 0 persen diterapkan.

"Saya rasa calon yang banyak justru bisa memberikan alternatif pilihan bagi rakyat," katanya.

Persoalan kualitas capres yang diajukan jika Preshold 0 persen, Ninis memandang hal itu kemungkinan sangat kecil. Karena dia meyakini parpol tidak akan iseng-iseng mencalonkan orang kalau mereka tidak siap.

"Jadi mungkin juga tidak semua partai akan mencalonkan pasangan sendiri, bahkan tetap bisa bergabung dengan partai lain," imbuhnya,

Lebih lanjut, Ninis juga menyinggung soal kemungkinan Preshold 0 persen mempersulit kerja penyelenggara Pemilu. Dimana dia memandang  kekhawatiran itu tidak mungkin terjadi.

Karena pada dasarnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Indonesia sudah memliki pengalaman yang mumpuni mengingat sudah pernah dilakukan beberapa kali Pemilu dan Pilkada Serentak yang juga emmiliki calon pemimpin yang banyak.

"Di pileg juga kan calonnya banyak. DPD juga calonnya banyak," tuturnya.

"Dan kita punya pengalaman dengan lima pasangan capres di pilpres 2004. Lagi pula kan ada putaran kedua kalau belum ada yang mencapai 50 persen plus satu," demikian Ninis.

Populer

Demo di KPK, GMNI: Tangkap dan Adili Keluarga Mulyono

Jumat, 20 September 2024 | 16:22

Mantan Menpora Hayono Isman Teriak Tanah Keluarganya Diserobot

Jumat, 20 September 2024 | 07:04

KPK Ngawur Sebut Tiket Jet Pribadi Kaesang Rp90 Juta

Rabu, 18 September 2024 | 14:21

Kaesang Kucing-kucingan Pulang ke Indonesia Naik Singapore Airlines

Rabu, 18 September 2024 | 16:24

Fufufafa Diduga Hina Nabi Muhammad, Pegiat Medsos: Orang Ini Pikirannya Kosong

Rabu, 18 September 2024 | 14:02

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Diungkap Roy Suryo, Fufufafa Rajin Akses Situs Porno Lokal dan Mancanegara

Senin, 16 September 2024 | 07:44

UPDATE

Pemindahan IKN Diklaim Disetujui Rakyat, Prabowo Harus Melanjutkan

Kamis, 26 September 2024 | 23:57

Astrid Nadya Kembali Terpilih sebagai Presiden OIC Youth Indonesia

Kamis, 26 September 2024 | 23:44

Kapolri Dorong Korlantas Terus Berinovasi

Kamis, 26 September 2024 | 23:21

Pasangan RIDO Bakal Berdayakan Pensiunan ASN untuk Menghijaukan Jakarta

Kamis, 26 September 2024 | 22:47

Peserta Pilgub Sumut Agar Adu Gagasan, Bukan ‘Gas-Gasan’

Kamis, 26 September 2024 | 22:21

Punya Empat Lawan, Elektabilitas Agung-Markarius Sudah di Atas 50 Persen

Kamis, 26 September 2024 | 22:20

KPK Cekal 3 Tersangka Suap IUP Kaltim

Kamis, 26 September 2024 | 22:07

Kejati Sumut Tahan 5 Tersangka Dugaan Korupsi PT Angkasa Pura II Kuala Namu

Kamis, 26 September 2024 | 21:55

Lewat Hilirisasi, Jokowi Dinilai Sukses Jaga Stabilitas Ekonomi

Kamis, 26 September 2024 | 21:46

Pernah Tempati Asrama Muhammadiyah, Aktivis Ciputat Ini Kini Dilantik jadi Anggota DPRD Labura

Kamis, 26 September 2024 | 21:44

Selengkapnya