Berita

Refly Harun (paling kanan) dalam acara diskusi Total Politik bertemakan Haruskah Presiden Indonesia Orang Jawa?, Jakarta Pusat, Minggu (19/12)./RMOL

Politik

Soal Capres Harus Jawa, Refly Harun Yakin Cara Pikir Masyarakat Indonesia Berubah

MINGGU, 19 DESEMBER 2021 | 15:54 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Presiden dari luar etnis Jawa rasanya sulit direalisasikan di Indonesia. Pasalnya, sejauh ini Indonesia kerap dipimpin oleh seorang presiden dari etnis Jawa.

Selama ini, capres dari luar Jawa yang mencalonkan diri juga kerap gagal.

Pengamat politik Refly Harun berpendapat, ada pakem atau aturan dalam pemilihan presiden di Indonesia, yakni Jawa-Luar Jawa, Islam-Nasionalis, dan Militer-Sipil.

Selama ini, tiga pakem tersebut telah menjadi pedoman bagi Indonesia untuk mencari sosok calon pemimpin.

Dalam pandangan Refly, pakem selain Jawa itu sesungguhnya sudah hilang saat SBY-Boediono memenangkan Pilpres 2009 silam. Untuk pakem Islam dan nasional juga agak hilang karena SBY-Boediono dinilai representasi nasionalis-nasionalis.  

"Ketika Jokowi-Maruf Amin balik lagi Nasionalis-Islam, Jokowi-JK juga sama pakemnya Islam Nasionalis. Walaupun Jk tidak begitu kental tapi JK bawa etnis juga,” ucap Refly dalam acara diskusi Total Politik bertemakan Haruskah Presiden Indonesia Orang Jawa?, Jakarta Pusat, Minggu (19/12).

Refly menambahkan, saat ini ada pakem militer-sipil, namun dibuktikan dengan munculnya Jokowi yang bisa memimpin Indonesia dari kalangan sipil sehingga muncul pakem baru dari sipil-sipil.

"Yang belum adalah kalau kita bicara Jawa dan luar Jawa, Jawa-Jawa ada semua, jadi semua pakem itu sudah dipakai semua. Masalahnya adalah pakem yang belum dipakai itu adalah bagaimana orang di luar jawa yang menjadi presiden, kalau nasionalis yang menjadi presiden Pak Jokowi, non militer yang menjadi presiden Jokowi yang belum adalah non muslim belum ya,” ucapnya.

Dia menambahkan, mencari calon presiden harus dilihat dari etnisitas dan teritorialnya. Kalau dari Jawa, dari segi etnisitas dan teritorialnya kuat sehingga dianggap mampu menjadi presiden.

“Jadi orang Jawa yang tinggal di pulau Jawa, Pak Jokowi tinggal di Solo pindah ke Jakarta kemudian ikut di Pilkada DKI, Pak SBY dari Jatim tapi entah kapan sampai di Jakarta kira-kira begitu. Jadi kalau kita bicara Jawa-Jawa yang teritorial dan etnisitas memang kuat sekali, tapi saya berharap ke depan itu bisa berkurang, misalnya Refly harus berasal dari Sumsel tapi kan secara teritorial Jakarta,” katanya.

Pihaknya optimis, Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih maju cara pandang dan berpikir politiknya, sehingga bisa membuat pakem baru pemimpin negara ini tidak perlu harus dari Pulau Jawa.

"Bukti ya tadi jebol semua, sipil militer jebol kemudian Islam nasionalis jebol, dan nanti arus Jawa itu akan jebol juga, nanti orang akan rasional melihat calon presiden yang memang betul-betul capable. Saya merasa semakin kita moderen akan semakin kecil pengaruhnya,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya