Berita

Sekretaris Pers Pentagon John Kirby/Net

Dunia

Pentagon Tawarkan Kompensasi Bagi Keluarga Korban Drone Salah Sasaran di Afghanistan

SABTU, 16 OKTOBER 2021 | 12:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Keluarga dari 10 penduduk sipil yang tewas dalam serangan salah sasaran pesawat tak berawak AS di Afghanistan Agustus lalu telah ditawari pembayaran kompensasi oleh Pentagon.

Departemen Pertahanan AS mengatakan pihaknya telah membuat komitmen yang termasuk menawarkan ‘pembayaran belasungkawa ex-gratia’, selain bekerja dengan Departemen Luar Negeri AS untuk mendukung anggota keluarga yang tertarik untuk relokasi ke Amerika Serikat.

Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan pada Jumat malam (16/10), bahwa komitmen itu datang setelah Wakil Menteri Pertahanan AS di divisi Kebijakan, Colin Kahl mengadakan pertemuan virtual pada hari Kamis dengan Steven Kwon, pendiri dan presiden Nutrition & Education International, organisasi bantuan yang mempekerjakan Zemari Ahmadi, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak 29 Agustus.

“Ahmadi dan lainnya yang tewas dalam serangan itu adalah korban tak bersalah yang tidak bersalah dan tidak berafiliasi dengan Negara Islam Khorasan (ISIS-K) atau ancaman terhadap pasukan AS,” kata Kirby, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (16/10).

Pentagon telah mengatakan sebelumnya bahwa serangan 29 Agustus menargetkan seorang pengebom bunuh diri ISIS yang menjadi ancaman bagi pasukan pimpinan AS di bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan mereka dari Afghanistan.

Namun, tak lama kemudian muncul laporan yang mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak di lingkungan barat Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul telah menewaskan warga sipil termasuk anak-anak. Video dari tempat kejadian menunjukkan puing-puing mobil berserakan di sekitar halaman sebuah gedung. Pentagon kemudian mengatakan serangan itu adalah ‘kesalahan tragis’.

Serangan itu terjadi tiga hari setelah seorang pembom bunuh diri ISIS menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan yang telah berkerumun di luar gerbang bandara, putus asa untuk mengamankan kursi pada penerbangan evakuasi, setelah pasukan Afghanistan yang dilatih AS mencair dan Taliban merebut kekuasaan. di ibukota pada pertengahan Agustus. 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya