Berita

Gibran Rakabuming Raka saat hadiri acara PWNU DKI Jakarta Sabtu lalu/Net

Politik

Pujian Gibran pada Anies Indikasi Dinasti Jokowi Mulai Mengancam PDIP dan Gerindra

RABU, 15 SEPTEMBER 2021 | 13:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pujian putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap sebagai tanda akan terjadinya pergeseran pendulum politik dinasti Jokowi dan akan mengancam PDI Perjuangan serta Partai Gerindra.

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, puja puji Gibran kepada Anies dianggap sebuah pernyataan yang apa adanya, tidak kurang dan tidak lebih karena harus diakui bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang dipimpin Anies termasuk yang paling berhasil mengendalikan pandemi virus corona baru (Covid-19).

Sejak awal pandemi, kala itu respons cepat Pemprov DKI ditunjukkan dengan menutup fasilitas umum dan tempat wisata. Kebijakan itu berbeda dengan keputusan pusat yang malah memberi insentif pada influencer.

"Langkah itu justru berseberangan dengan kebijakan pemerintah pusat yang justru memberikan insentif bagi sektor wisata dan membayar mahal tenaga influencer dengan alasan guna meraup untung disaat negara lain menutup pintu perbatasan dan penerbangan," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/9).

Akan tetapi kata Satyo, pernyataan Gibran tersebut bisa ditafsirkan adanya pergeseran pendulum politik menjelang Pilpres 2024 oleh dinasti Jokowi yang tidak mungkin dilakukan oleh para haters Anies, terutama yang berasal dari PDIP.

"Jika pergeseran tersebut benar adanya, maka bukan tidak mungkin PDIP dan Gerindra akan memiliki rival yang berat karena memiliki tingginya tingkat elektoral," kata Satyo.

Meskipun sekadar analisa pernyataan Gibran yang jujur terkait prestasi DKI dalam penanganan Covid-19 kata Satyo, hal itu adalah sebuah pertanda bahwa Anies Baswedan akan lebih mudah mendapatkan peluang sebagai Capres.

"Dan Gibran memiliki peluang mengikuti langkah yang sama dengan Jokowi yaitu bukan tidak mungkin akan masuk Jakarta sebagai next DKI 1," pungkas Satyo.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya