Berita

dr Adib Khumaidi/Net

Nusantara

IDI Ajak Masyarakat Lawan Disinformasi dan Percepat Vaksinasi untuk Akhiri Pandemi Covid-19

MINGGU, 29 AGUSTUS 2021 | 05:34 WIB | LAPORAN: DARMANSYAH

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengajak seluruh anggotanya dan masyarakat luas bersama-sama melawan infodemi. Para dokter, tenaga kesehatan, dan masyarakat luas juga diajak mempercepat vaksinasi sebagai salah satu cara mengakhiri pandemi Covid-19.

Ketua terpilih Pengurus Besar IDI, dr Adib Khumaidi mengatakan, salah satu program utama PB IDI adalah pemberantasan disinformasi terkait Covid-19 dan vaksinasi.

"Respons dari masyarakat cukup luar biasa," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, PB IDI, dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bertajuk "Perkembangan Terkini Vaksin Covid-19 di Indonesia," Sabtu (28/8).

Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB IDI, Prof Iris Rengganis, dan Ketua Komnas KIPI Prof Hinky Hindra Irawan Satari hadir menjadi pembicara. Jurubicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, juga turut menjadi pembicara dalam acara tersebut.

Adib menjelaskan, tantangan mengatasi pandemi bukan hanya disinformasi. Belajar dari pengalaman beberapa bulan lalu, tetap diperlukan persiapan menghadapi lonjakan kasus. Bentuknya antara lain menyiapkan tempat isolasi terpusat dan sistem isolasi terpantau.

Perlu pula untuk senantiasa mengajak semua orang menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, tidak kalah penting memastikan vaksin terdistribusi merata sampai ke seluruh penjuru Indonesia. Pun mendekatkan vaksinasi dengan masyarakat.

Sementara itu, Nadia mengatakan, vaksin terus didatangkan dan dikirim ke seluruh Indonesia. Untuk pengirimannya, memang ada sejumlah pertimbangan teknis dalam proses distribusi.

Meski demikian, bukan berarti distribusi tidak sampai ke berbagai penjuru Indonesia. Upaya itu perlu diimbangi dengan terus mengajak masyarakat agar mau divaksinasi. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah cara penyimpanan vaksin jenis tertentu dalam proses distribusinya.

Sebagian vaksin yang dipesan, seperti Pfizer dan Moderna, harus disimpan dalam suhu beku ekstrem. Jika tidak, vaksin akan rusak dan berkurang kualitas dan khasiatnya.

Terkait dengan khasiat vaksin, semua vaksin Covid-19 yang dipakai di Indonesia telah diuji kualitas dan khasiatnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Namun begitu Prof Hindra juga mengatakan, memang ada laporan tentang dampak setelah vaksinasi. Hanya saja data di Komnas KIPI menunjukkan, sebagian atau 60 persen laporan tersebut hanya dipicu dari kecemasan.
Vaksinasi juga bukan hal baru di Indonesia dan pengetahuan soal itu terus berkembang.

Contohnya, di masa lalu dianjurkan menyediakan penurun demam sebelum vaksinasi. Belakangan, anjuran direvisi menjadi hanya jika ada gejala.

"Jadi, kalau tidak ada gejala, sebaiknya jangan diberi pereda," terang Hindra.

Prof Iris juga menyampaikan hal senada. Sejak lama telah dikenal berbagai vaksin. Bahkan, beberapa jenis vaksin harus diulang secara berkala karena mutasi virus terus berlangsung. Akibatnya, diperlukan vaksin baru yang lebih manjur. Hal itu antara lain terjadi pada influenza.

Ia juga mengajak tenaga kesehatan untuk senantiasa mendorong program vaksinasi. Saat ini, seluruh vaksin yang beredar telah diuji keamanannya. Karena itu, tidak perlu menunggu merek tertentu sehingga menunda vaksinasi.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Alvin Lim Protes Izin Galangan Kapal Panji Gumilang

Sabtu, 11 Mei 2024 | 15:56

KPK Juga Usut Dugaan Korupsi di Telkom Terkait Pengadaan Perangkat Keras Samsung Galaxy

Rabu, 15 Mei 2024 | 13:09

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Ini Deretan Alasan Wantim Golkar Jagokan Zaki Iskandar

Jumat, 17 Mei 2024 | 22:04

Ambil Formulir ke PDIP, Ijeck Tegaskan Siap Maju di Pilgubsu 2024

Jumat, 17 Mei 2024 | 22:04

Khofifah: Mandat Golkar Sangat Berharga

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:58

Menangis Baca Pledoi di PN, Azlansyah Mengaku Menyesal Diperintah Senior di KPU dan Bawaslu

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:48

Wantim Golkar DKI: Zaki Kualitas Bagus!

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:44

Airlangga Klaim Khofifah-Emil Sudah Direstui KIM untuk Pilgub Jatim

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:42

KI Pusat Soal RUU Penyiaran: Wartawan Tidak Boleh Dihalang-halangi

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:40

Airlangga Resmi Beri Mandat Khofifah-Emil Dardak

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:38

Ini Besaran Santunan Rumah Rusak Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Sumbar

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:35

KI Pusat Bersiap Menyusun Indeks Keterbukaan Informasi Publik 2024

Jumat, 17 Mei 2024 | 21:24

Selengkapnya