Berita

Vaksin Covid-19 Sinovac/Net

Dunia

Selalu Diragukan, Sinovac Kini Teliti Penggunaan Dosis Ketiga

MINGGU, 25 JULI 2021 | 15:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perusahaan bioteknologi China, Sinovac, menekankan vaksin yang dikembangkannya, Coronavac, memiliki keampuhan melawan virus corona, termasuk varian Delta yang lebih menular.

Meski begitu, jurubicara perusahaan Liu Peicheng mengatakan pihaknya tengah meneliti terkait kemungkinan dosis ketiga sebagai booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin.

Liu mengatakan, meski belum ada data mengenai efek perlindungan CoronaVac terhadap varian Delta, tetapi penelitian di Brasil, Indonesia, Chili, dan Turki menunjukkan vaksin terbukti manjur.

"Itu lebih dari 90 persen efektif melawan infeksi parah dan rawat inap. Kami juga memperhatikan bahwa tingkat infeksi setelah vaksinasi sangat rendah di negara-negara ini, dan gejalanya terlalu ringan di sebagian besar keadaan," ujar Liu," seperti dikutip The Star, Minggu (25/7).

"Meskipun ada pengurangan efek penetralannya, vaksin Sinovac saat ini (CoronaVac) tetap efektif terhadap varian Delta," tambahnya.

Keraguan terhadap vaksin Sinovac muncul ketika banyak negara yang menggunakannya mengalami lonjakan kasus Covid-19, seperti di Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Di Malaysia, pemerintah akan menghentikan penggunaan vaksin Sinovac setelah pasokan habis. Sementara Thailand dan Indonesia mempertimbangkan penggunaan dosis booster dari vaksin berbeda.

Terkait perlunya suntikan booster, Liu mengatakan, walaupun penelitian Sinovac telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat antibodi setelah dosis ketiga, perusahaan masih mempelajari kebutuhan dan prosedurnya.

"Sinovac secara aktif melakukan penelitian klinis menggunakan vaksin khusus varian baru sebagai suntikan ketiga untuk meningkatkan kekebalan," jelasnya.

Dengan dosis ketiga, Liu menambahkan, Sinovac akan memberikan perlindungan yang lebih tinggi, seperti varian Delta dan varian Gamma.

"Setelah penelitian selesai, kami akan mempertimbangkan apakah perlu menyerahkan rekomendasi dosis ketiga ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berdasarkan temuan," pungkasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya