Berita

Wartawan senior, Hersubeno Arief/Net

Politik

Cermati Tanda-tanda Di Daerah, Hersubeno Arief Khawatir Indonesia Jadi Koloni China

MINGGU, 25 JULI 2021 | 10:44 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Cepat atau lambat Indonesia akan menjadi jajahan atau koloni Republik Rakyat China (RRC) karena tanda-tandanya sudah mulai muncul di berbagai daerah di Indonesia.

Begitu kesimpulan yang disampaikan oleh wartawan senior, Hersubeno Arief dalam video yang diunggah di akun YouTube Hersubeno Point pada Jumat (23/7) bertajuk "Indonesia Sudah Jadi Koloni China? Ini Buktinya".

Hersubeno mengaku termenung dan berpikir keras terhadap kondisi bangsa dan negara Indonesia. Apakah masih punya kedaulatan? Atau sesungguhnya secara pelan tapi pasti akan menjadi koloni China.


Menurut Hersubeno, tanda-tanda mengarah ke sana sudah sangat kuat dan sulit untuk dibantah.

"Renungan saya itu dipicu oleh sebuah link berita yang dikirim oleh seorang sahabat. Judulnya begini, “Bahasa China jadi kurikulum lokal di Maluku Utara, Pengamat: sebentar lagi China bakal kuasai Indonesia”. Seperti biasa kalau saya menerima info cukup sensasional ini, atau medianya saya tidak kenal, saya coba kroscek betulkah informasi ini benar dan bukan hoax," ujar Hersubeno seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (25/7).

Menurut Hersubeno, info berita ini cukup kredibel karena memuat pernyataan pengamat dan pernyataan dari pejabat resmi.

Berita itu berkaitan dengan rencana pemerintah untuk menjadikan bahasa China atau Mandarin sebagai kurikulum wajib di Halmahera Selatan, Maluku Utara.

"Benarkah bahasa China atau Mandarin sudah masuk di kurikulum sekolah di Halmahera Selatan? Ternyata informasi itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Selatan, Safiun Radjulan," kata Hersubeno.

Hersubeno pun menyebut bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Selatan mempunyai alasan memasukkan bahasa Mandarin sebagai kurikulum wajib di sekolah-sekolah di Halmahera Selatan.

Alasannya, kata Hersubeno, adalah bahasa Mandarin sudah menjadi syarat untuk bekerja di sektor pertambangan yang dikuasi oleh para pengusaha China.

"Karena itu, nantinya kata Safiun Radjulan, bahasa Mandarin akan diajarkan di sekolah-sekolah dari SD sampai SMP menggantikan bahasa Inggris. Saya hanya bisa menarik napas panjang. Sudah begitu parah kah bangsa ini hanya untuk menjadi buruh di pabrik-pabrik China, kita harus menggadaikan kedaulatan kita," terang Hersubeno.

Padahal seharusnya, kata Hersu, para pengusaha atau pekerja China di Indonesia yang belajar bahasa Indonesia, bukan sebaliknya rakyat Indonesia yang harus belajar bahasa Mandarin.

Bukan terjadi kali ini saja, dia juga menemukan link berita bahwa hal serupa juga pernah terjadi pada Juni 2021, yakni terjadi di Kutai Timur, Kalimantan Timur.

"Saya jadi berpikir ini, bisa jadi ini semacam akal-akalan agar semua peluang kerja mulai dari level paling tinggi bahkan sampai paling bawah pekerja kasar itu akan dikuasi sepenuhnya oleh tenaga kerja China. Dengan alasan tadi, tenaga-tenaga kerja Indonesia tidak bisa berbahasa Mandarin," tutur Hersubeno.

Selain itu, masih kata Hersubeno, soal ancaman penjajahan China melalui investasi dan jebakan utang juga bukan lah isapan jempol. Karena, kasus di negara-negara lain sudah banyak yang menjadi korban.

"Nah bagaimana dengan Indonesia? Karena kita tau sekarang ini banyak sekali proyek-proyek China di Indonesia, terutama proyek-proyek infrastruktur, begitu juga dengan pembangunan pabrik dan pertambangan, terutama tambang emas dan tambang nikel," tutur Hersubeno.

"Apakah yang dikhawatirkan oleh seorang seniman dari Halmahera Selatan itu akan terwujud, bahwa lambat laun Indonesia akan menjadi jajahan atau menjadi koloni China? Rasanya kalau kita melihat apa yang terjadi di beberapa negara lain, cepat atau lambat itu akan terjadi di Indonesia kalau kita tidak segera menyadarinya," sambung Hersubeno.

Bahkan, rakyat Indonesia belakangan ini juga disuguhi dengan video-video kedatangan tenaga kerja dari China di tengah rakyat Indonesia harus membatasi aktivitas.

"Tetapi kita sendiri bangsa Indonesia saat ini harus menahan diri untuk melakukan aktivitas karena kita ingin mendukung program pemerintah yakni menurunkan angka penularan Covid melalui PPKM Darurat," pungkasnya.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya