Berita

Aparat menembakkan gas air mata di penjara Cuenca, Ekuador selama kerusuhan pada 23 Februari 2021/AP

Dunia

Dua Penjara Terlibat Kerusuhan Hebat, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

JUMAT, 23 JULI 2021 | 12:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Ekuador mengumumkan keadaan darurat setelah kerusuhan hebat terjadi di dua penjara, menewaskan 22 orang dan 57 lainnya terluka.

Pada Kamis (22/7), Presiden Guillermo Lasso mengeluarkan perintah untuk memobilisasi semua sumber daya yang ada untuk menegakkan kembali ketertiban di penjara.

Lasso mengatakan, militer akan bertanggung jawab untuk mengontrol perimeter dan pintu masuk penjara. Sedangkan petugas polisi akan mengontrol di bagian dalam.

Dikutip dari AFP, pihak berwenang juga telah melatih warga sipil sebagai penjaga penjara yang bertanggung jawab atas keamanan dalam ruangan.

Semua kegiatan yang dianggap berbahaya telah ditangguhkan oleh otoritas penjara. Sementara kunjungan ke luar telah dibatalkan di beberapa penjara.

Kerusuhan terjadi di penjara Guayas dan Cotopaxi.

Di Guayas, delapan tahanan tewas dan tiga polisi terluka. Di tengah kekacauan, seorang petugas polisi juga mengalami pemerkosaan.

Sementara itu di Cotopaxi, 14 tahanan tewas, satu di antaranya meninggal di rumah sakit. Lima petugas polisi ikut terluka.

Gubernur Cotopaxi Oswaldo Coronel bahkan mengatakan senjata api kaliber tinggi dan bahan peledak ikut digunakan selama kerusuhan. Akibatnya terjadi kehancuran di dalam penjara.

Beberapa tahanan Cotopaxi juga berhasil melarikan diri saat fajar. Belum diketahui berapa orang yang berhasil kabur, namun polisi menyebut telah menangkap 78 orang dari mereka.

Dua penjara tersebut juga menghadapi kerusuhan pada Februari, dalam bentrokan antara geng-geng yang bersaing merebut kendali. Ketika itu, 79 napi tewas dalam satu hari.

Selama kerusuhan, napi dipenggal dan dibakar untuk unjuk kekuatan.

Pada Mei lalu, Presiden Lasso memecat Kepala Badan Pengelola Lapas SNAI dan menggantikannya dengan kolonel tentara cadangan.

Ekuador memiliki 60 fasilitas untuk menahan 29 ribu napi. Namun dengan kepadatan tersebut, negara ini kekurangan staf penjara.

Sekitar 38 ribu tahanan diawasi oleh 1.500 penjaga, yang idealnya oleh 4.000 penjaga.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Jaksa KPK Ungkap Keterlibatan Orang Tua Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor dalam Kasus Gazalba Saleh

Senin, 06 Mei 2024 | 13:05

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jokowi Keluhkan Peredaran Uang yang Semakin Kering, Ekonom: Akibat Utang yang Ugal-ugalan

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:05

Butuh 35.242 Dukungan bagi Calon Perseorangan Maju di Pilwalkot Cimahi

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:01

Kemendag Amankan Satu Kapal Tanpa Kelengkapan Dokumen Impor di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:58

Mardani Dukung Sikap Oposisi Ganjar: Itu Ksatria!

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:55

Google Pixel 8A Resmi Dirilis, Dibanderol Mulai Rp8 Jutaan

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:44

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Bacalon Bupati Atam Lewat Nasdem

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:39

Pakar: Sosok Menkeu yang Baru Baiknya Berlatar Belakang Teknokrat Dibandingkan Politisi

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:33

Satgas Catur Bais TNI Berhasil Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas di Sebatik

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:32

Militer Taiwan Bersiap Hadapi Ancaman China Jelang Pelantikan Presiden

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:31

BTN Relokasi Kantor Cirebon

Rabu, 08 Mei 2024 | 16:09

Selengkapnya