Berita

Ilustrasi/Ist

Dahlan Iskan

Hujan Juli

MINGGU, 18 JULI 2021 | 05:14 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

INI kejadian menggembirakan. Khususnya untuk para petani kita di seluruh Jawa: hujan masih terus turun di musim kemarau. Petani bisa panen tiga kali. Bisa terus sibuk. Kurang punya waktu untuk ikut ngegosip hoax di medsos –setidaknya berkurang.

Hujan itu, takarannya pun pas: sering tapi tidak tiap hari. Deras tapi tidak sampai menimbulkan banjir. Angin cukup kencang –sesekali– tapi tidak sampai menjadi puting beliung.

Alhamdulillah. Puji Tuhan. Rahayu. Amitofo. είναι ευγνώμων!


Bayangkan kalau di tengah krisis Covid ini terjadi kemarau panjang. Tanah pecah. Sulit dapat air. Kekeringan di mana-mana. Alangkah sulitnya.

Atau, hama wereng mengganas. Hamparan padi yang sudah menguning tergenang air banjir. Alangkah memilukannya.

Syukurlah juga tidak terjadi hama tikus –sejak banyak tikus lebih senang ke kota-kota besar yang anggarannya triliunan.

Selalu ada sisi yang bisa disyukuri di tengah penderitaan terdalam sekali pun.

Iklim begitu baiknya bagi petani kita. Syukurlah belum ada yang mengklaim iklim itu bisa begitu baik berkat si A atau si B. Tuhan begitu pinter mengatur keseimbangan antara sisi ujian dan sisi bonus-Nya.

Bayangkan, ini sudah bulan Juli. Sudah tanggal 18 pula. Kok Tuhan masih terus mengirim hujan untuk petani kita. Juga untuk jalan-jalan di kota sehingga tidak berdebu.

Saya pingin sekali mengundang ahli cuaca untuk menjelaskan mengapa Tuhan begitu baiknya kepada petani. Tolong jelaskan. Cukup lima alinea –jangan seperti satu komentar di Disway Jumat lalu. Yang begitu panjangnya. Yang tidak ada isinya. Rupanya admin Disway punya selera humor: sekali dalam sejarah, ada komentar sebesar tong tanpa isi sama sekali.

Bersyukur. Apa pun bisa kita syukuri. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Rahayu. Amitofo. አመስጋኝ ሁን!

Kita bersyukur antrean vaksinasi mengular di mana-mana. Pertanda kesadaran bervaksin begitu tinggi. Alhamdulillah vaksinnya juga ada. Stok vaksin kita 140 juta. Yang sudah disuntikkan baru sekitar 60 juta. Begitulah keterangan Jurubicara BUMN di Zoominar Narasi Jumat sore lalu.

"Tapi vaksin itu kan bukan diminum. Harus disuntikkan," katanya. Maksud beliau: harus ada alat suntiknya. Harus ada tenaga yang menyuntik. Termasuk harus ada tenaga yang mengecek isian formulir. Dan yang memverifikasi isi formulir.

Begitu banyak vaksin yang sudah dibeli. Begitu sedikit yang sudah disuntikkan. Birokrasi vaksinasi masih memerlukan begitu banyak jalur dan tenaga. Zaman IT belum terlihat berperan di lokasi-lokasi vaksinasi.

Seandainya vaksin itu tinggal diminum, maksud beliau, tentu vaksinasi bisa sangat cepat. Jadi, harap maklum, kalau vaksinasi ini lambat.

Tapi Alhamdulillah. Puji Tuhan. Rahayu. Amitofo. Biết ơn!

Memang nakes kita tidak lagi cukup. Banyak yang meninggal, masuk rumah sakit, isolasi mandiri, atau mengundurkan diri.

Anggaran untuk nakes itu tidak ada masalah. "Anggaran untuk mereka sudah disetujui. Sudah diputuskan," ujar jurubicara tersebut. "Bahwa belum bisa cair, itu di luar kewenangan kami. Tapi anggarannya sudah ada," katanya. Alhamdulillah.

Saya mendengarkan radio Suara Surabaya. Seorang anak membawa ibunya keliling ke rumah-rumah sakit. Tidak juga dapat kamar. Ia bisa menerima keadaan itu. Terlalu banyak yang memerlukan kamar di RS.

Tapi ia tidak bisa menerima cara petugas di rumah sakit itu menjawab. Yang kata-kata petugas itu dianggap tidak membesarkan hati pasien.

Saya tentu bersimpati pada pasien dan putranya itu. Tapi saya juga harus bersimpati pada petugas di RS itu.

Maka siapa pun yang membawa anggota keluarga ke rumah sakit harus siap mental. Agar lebih bisa menerima keadaan terburuk: tidak mendapat kamar, tidak mendapat tempat tidur, dan tidak mendapat senyum dari petugas.

Janganlah berharap senyum atau kata-kata manis dari nakes. Mereka sendiri mungkin juga lagi menangis. Di dalam hati.

Setidaknya hujan di musim kemarau ini menggembirakan. Tidak memperkeruh keadaan. Alhamdulillah.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya